Kontras.id (Gorontalo) – Selama tahun 2021, tiga desa di Gorontalo Utara sudah tiga kali diterpa musibah banjir. Namun untuk hari ini Kepala Desa Leyao, Kecamatan Tomilito, Arfan Muksin mengaku paling terparah dalam sejarah.
“Sebelumnya diawal pembuka tahun Desa Bubode, Milango dan Leyao sudah berulang kali diterjang banjir, namun kali ini yang terparah,” ungkap Arfan kepada media ini, Minggu 14/02/2021.
Arfan meminta keseriusan pemerintah daerah dan DPRD Gorut dapat mencari solusi, agar banjir yang sering menimpa masyarakat di tiga desa tersebut dapat teratasi.
“Saya berharap keseriusan pemerintah daerah bersama DPR untuk dapat mencari solusi banjir di Kecamatan Tomilito, khusunya di tiga desa tersebut,” kata Arfan.
Arfan mengungkapkan, khusus untuk hari ini ada sekitar 180 kepala keluarga, 579 jiwa diterjang banjir yang disertai arus dengan ketinggian air mencapai 1 meter.
“Untuk Desa Leyao ada 180 KK, 579 Jiwa yang terdampak banjir. Ada beberapa rumah warga rusak, jembatan mmbruk, dan jalanan berlumpur. Kurang lebih 85 jiwa masyarakat mengungsi di 2 tempat, yakni di gedung sekolah dan rumah warga. Selebihnya bertahan di rumah masing-masing,” tutur Arfan.
“Kami pemerintah desa sudah menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada, jika terjadi banjir susulan,” tambah Arfan.
Penulis : M. Agus Lamatenggo
Editor : Anas Bau
