Kontras.id, (Gorontalo) – Seruan keras disampaikan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gorontalo (BEM UG) kepada Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo terkait kasus penganiayaan terhadap Harun Alulu, Koordinator BEM Nusantara Provinsi Gorontalo.
Mereka mendesak agar aparat kepolisian bertindak cepat dan transparan dalam menyelesaikan kasus ini.
Kekerasan terhadap Harun terjadi pada Selasa, 13 Mei 2025. Saat itu, ia dikabarkan diserang oleh orang tak dikenal. Hingga kini, belum ada informasi resmi dari kepolisian mengenai identitas pelaku maupun motif di balik penyerangan tersebut.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran luas di kalangan mahasiswa karena menyasar sosok yang vokal menyuarakan aspirasi publik.
Presiden BEM UG, Erlin Adam menilai bahwa kejadian tersebut bukan hanya serangan fisik semata, tetapi juga merupakan bentuk intimidasi terhadap gerakan mahasiswa.
“Kami menuntut transparansi dan profesionalisme dari Polda Gorontalo dalam menangani kasus ini. Jangan ada perlindungan terhadap pelaku,” tegas Erlin kepada Kontras.id, Rabu 14/05/2025.
Baca Juga: Koordinator BEM Nusantara Gorontalo Diserang 4 Orang Tak Dikenal, Upaya Pembungkaman Kritik?
Menurut Erlin, ketidaktegasan penegak hukum dalam menyikapi kasus ini akan membuka ruang kekerasan lain terhadap aktivis mahasiswa. Ia menegaskan bahwa demokrasi harus dijaga dari segala bentuk pembungkaman, apalagi jika korbannya adalah pihak yang selama ini aktif mengkritisi kebijakan pemerintah.
Erlin menyampaikan bahwa mereka telah membangun komunikasi dengan berbagai organisasi mahasiswa lain di tingkat lokal maupun nasional untuk memberikan dukungan moral dan tekanan publik terhadap kasus ini.
“Sikap diam bukan pilihan di tengah situasi yang mengancam kebebasan berekspresi,” tegas Erlin.
Baca Juga: Koordinator BEM Nusantara Gorontalo Dianiaya OTK Berkostum Ninja
BEM UG mengancam akan menggelar aksi unjuk rasa dalam waktu dekat jika tidak ada perkembangan berarti dari pihak kepolisian.
“Aksi ini akan melibatkan mahasiswa dari berbagai kampus di Gorontalo dan sekitarnya sebagai bentuk solidaritas terhadap Harun Alulu,” tegas Erlin.
Baca Juga: Aktivis BEM Nusantara Gorontalo Diduga Dianiaya Usai Demo Tambang Pohuwato
Erlin mengatakan gerakan ini menunjukkan bahwa mahasiswa tetap menjadi kekuatan pengontrol sosial yang tidak akan tinggal diam menghadapi upaya pembungkaman.
“Kasus Harun Alulu menjadi pengingat bahwa ruang demokrasi harus terus dijaga oleh semua elemen masyarakat, terutama generasi muda,” tandas Erlin.
Baca Juga: UK Desak Polisi Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Terhadap Harun Alulu