Kontras.id, (Gorontalo) – Partai Demokrat Kabupaten Gorontalo resmi mengeluarkan Partai Hanura dari Fraksi Demokrat DPRD Kabupaten Gorontalo.
Suwandi Musa bersama Jasmia Suleman dikeluarkan melalui surat keputusan Partai Demokrat nomor 28/PD-Kabupaten Gorontalo/IX/2022 yang telah dibacakan oleh Sekertaris Dewan saat Rapat Paripurna DPRDpp Pembicaraan Tingkat II Pengambilan Keputusan Terhadap Ranperda APBD-P Tahun Anggaran 2022, Jumat 30/09/2022.
Ketua Fraksi Demokrat, Nasir Sance Potale menjelaskan, alasan dikeluarkannya Partai Hanura dari Fraksi Demokrat karena sering tidak sejalan. Sehingga Partai Demokrat melakukan rapat Pimpinan Harian (Pinhar) terbatas pada 24/09/2022 dan sepakat mengeluarkan Hanura dari Fraksi Demokrat.
“Karena apa yang selalu menjadi kesepakatan Fraksi Demokrat, selalu tidak sejalan dengan Pak Suwandi Musa. Dan ini sudah sering dia lakukan. Kami sudah sering menegurnya lewat aplikasi whatsApp, namun teguran tersebut tidak digubris,” kata Nasir.
“Sehingga kami fraksi Demokrat mengambil keputusan untuk mengeluarkan Partai Hanura dari Fraksi Demokrat. Karena kami Fraksi Demokrat adalah fraksi utuh,” tegas Nasir.
Nasir mengibaratkan bahwa Fraksi Demokrat adalah sebuah rumah besar yang memiliki fasilitas lengkap bahkan Lux, tapi suatu saat ada yang menghubungi Ketua DPC Partai Demokrat, Amir Habuke yang memintanya agar bisa menampung Partai Hanura yang kala itu bubar dengan Partai Gerindra.
“Karena merasa kasihan, pak Amir membuat surat ke DPRD Kabupaten Gorontalo agar menggabungkan Partai Hanura. Dan hal itu dilakukan tanpa sepengetahuan saya sebagai ketua Fraksi. Karena saat itu pak Amir sebagai ketua DPC, maka itu tidak masalah buat kami,” terang Nasir.
Namun kata Nasir, sejak Suwandi Musa gabung teman-temannya sesama Fraksi Demokrat sudah mewanti-wanti bakal sesuatu yang tidak diinginkan bersama terjadi.
“Tapi saat itu pak Amir mengatakan kepada kami biarkan dia (Suwandi Musa) masuk, siapa tahu dia bisa bantu kita di Fraksi Demokrat. Namun saat berjalannya waktu, harapan kami tidak pernah ditunjukkan. Malah seolah-olah rumah kami (Fraksi Demokrat _red) yang sudah ada aturannya, mau diatur sendiri (oleh Suwandi Musa _red),” ucap Nasir.
“Dia (Suwandi Musa _red) seperti punya aturan sendiri untuk bisa mengatur Fraksi Demokrat. Dan hal itu bukan hanya sekali dilakukan, tapi sudah sering kali. Sehingga timbullah keinginan kami untuk mengeluarkan dia,” tandas Nasir.
Penulis Thoger
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you. https://accounts.binance.com/zh-CN/register-person?ref=IJFGOAID