Kontras.id, (Gorontalo) – DPRD Kabupaten Gorontalo menggelar rapat pembahasan RPJMD tahun 2021-2026 bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah di ruang paripurna DPRD, Senin 14/06/2021.
Ketua DPRD Syam T Ase menjelaskan, rapat tersebut baru sekedar pembahasan dalam rancangan awal untuk meminta masukan dari DPRD. Sementara untuk dibahas di DPRD dan target ditetapkannya nanti di awal Juli mendatang.
“Semoga ini secepatnya dibahas sebagai pintu masuk pembahasan RKPD dan anggaran perubahan, sehingga komitmen kita semua untuk mempercepat pembahasannya dan masukan dari anggota DPRD semoga bisa menjadi catatan untuk ditindaklanjuti,” tutur Syam.
Sementara Ketua Fraksi PKS Eman Mangopa mengatakan, jika berkaca pada periode kemarin 2016-2020, tercatat dalam dokumen disisi pendapatan rata-rata hanya mendapatkan 60 sekian persen. Sehingga untuk mengetuk anggaran pada tahun ini, dokumen ini harus menjadi pertimbangan dan tugas DPRD.
“Jangan hanya alasan pandemi realisasi program yang sudah tertuang di RPJMD salaam lima tahun kemarin realisasinya tidak maksimal, padahal disusun dengan perencanaan yang matang,” ungkap Eman.
Menurut Eman, pemaparan Sekretaris Bappeda terkait tiga prioritas daerah, untuk anggaran PEN yang bernilai Rp 492 Milyar jika disandingkan dengan tiga prioritas daerah lima tahun kedepan sepertinya sangat tipis akan tersentuh oleh dana PEN.
“Jika kami lihat rincian dana PEN semua kegiatan rata-rata infrastruktur yang notabene sangat kecil menyentuh pada pembangunan sumber daya manusia, factor ekonomi, apalagi tentang pemerintahan transformative itu sama sekali tak menyentuh sama sekali. Padahal dalam RPJMD jelas tertuang tiga point prioitas dalam segi pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup,” terang Eman.
Eman khawatir ketika anggaran tersedot pada pembayaran pengembalian PEN dan belum lagi jika akan dikenakan bunga, tentunya beban setiap tahun yang akan langsung dipotong dari pusat akan mempersulit kita untuk berimprovisasi tentang pertumbuhan ekonomi.
“Ini saja sejak tahun 2016 kenaikan pendapatan kita hanya naik 0,5 persen, itu sangat kecil sekali dari Rp 1,2 persen saat ditinggalkan oleh almarhum David Bobihoe,” ucap Eman.
“Kalaupun dana PEN jadi digunakan maka tahun ini kita akan nikmati pembangunan luar biasa, tetapi ditahun-tahun mendatang pendapatan akan berkurang belum tentu menjamin tiga prioritas pembangunan daerah yang disampaikan,” sambung Eman.
Kata Eman, jangan dikira bahwa dia selalu bersuara di media seolah olah mencari panggung untuk mendapatkan sesuatu. Ia mengaku, hal tersebut sebgai bentuk kekhawatinya terhadap kondisi daerah.
“Saya hanya khawatir akan kondisi daerah kedepannya. Nanti kita akan lihat, karena dokumen RPJMD ini baru juga kita terima dan akan kita kaji rancangannya seperti apa,” tandas Emasn.
Penulis : Thoger
Editor : Anas Bau