Kontras.id (Gorontalo) – Kehadiran para akademisi sebagai panelis di debat Calon Kepala Desa mendapat apresiasi dari Anggota DPRD Kabupaten Gorontalo, Yunus Dunggio. Pasalnya kehadiran para pendidik tujuannya agar masyarakat selektif dalam memilih pemimpin desa ke depan.
Akan tetapi kata Yunus, nalar dan pengetahuan para Cakdes tidak selaras dengan yang diharpakan oleh para panelis (Akademisi), karena ketimpangan pendidikan yang cukup jauh.
Sehingganya Yunus berharap, kehardiran profesor, doktor dan magister sebagai panelis bukan untuk menguji, tetapi memperkuat visi misi dan program mereka.
“Para calon yang mengikuti ajang Pilkades ini terbanyak ijazah mereka standar. Sehingga saya berharap, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan harus memperkuat apa yang mereka cita-citakan di desa,” tutur Yunus.
Aleg Golkar ini mengaku dirinya pernah menjadi panelis debat disalah satu desa. namun kehadirannya malah membuat para calon hilang konsentrasi dan tidak lagi menguasai materi debat.
“Saya saja penelis mereka sudah tidak bisa mengusai materi, apalagi professor dan doktor yang hadir di depan mereka. Pertama pasti grogi, karena ada keterbatasan pendidikan,” ucap Yunus.
Yunus mengaku, sebagai orang desa dirinya merasa ada kebanggaan tersendiri atas kehadiran para akademis di tengah-tengah meraka. Namun dirinya berharap, para pendidik yang hadir dapat menselaraskan satandar pengetahuan mereka dengan para calon yang diuji.
“Artinya, jangan standar pengetahuan para pendidik dipaksakan kepada mereka para calon,” tandas Aleg Dapil Pulubala Tiwaba.
Penulis : Thoger
Editor : Anas Bau
