Kontras.id (Pohuwato) – Salah satu korban investasi bodong Arwin Hemuto merasa kecewa dengan pihak PT IBF yang seakan tak mau tahu dengan persoalan pengembalian dana member. Belum lagi di tambah dengan status RA saat ini belum jelas keberadaannya.
Menurutnya, PT IBF seharusnya sudah mengantisipasi polemik ini sebelum terjadi, karena sejak awal memang sudah mengetahui dan menduga aktifitas treder di gorontalo tidak sesuai aturan perusahaan. Di tambah lagi dalam aturan perusahaan tidak menerapkan system Admin.
“Sejak awal kalau di antisipasi dari pihak perusahaan, tidak akan jadi begini, pihaknya mereka kan sudah mengetahui aktivitas RA selama di pohuwato seperti apa, tentunya mengajak dan mengedukasi masyarakat agar ikut bergabung, kenapa tidak langsung di tegur atau di terbitkan surat teguran, ini malah di biyarkan” tegas Arwin dengan nada kekecewaan.
“Apalagi aturan dari PT IBF sendiri tidak pernah menerapkan systiem admin, kok malah didiamin?,dan kita ketahui bersama selama ini rahmad ambo melalui media sosial, dan media berita, gencar gencarnya mengajak masyarakat untuk bergabung menanamkan modal mereka dengan menjanjikan profit yang banyak, lah nanti bermasalah malah saling menyalahakan, ini kan konyol” tutur Arwin.
Apapun alasan dari pihak PT IBF, para member investasi bodong tak mau tau itu, pastinya para korban berharap dana mereka kembali, dan PT IBF di minta untuk menyelsaikan semuanya.
“RA itu karyawannya mereka, marketingnya mereka perusahaan, di mana-mana karyawan bermasalah perusahaan harus pasang badan, bukan lempar tanggungjawab” jelas alwin.
“Kalaupun RA pucuk dari masaalah, itu tinggal internalnya mereka yang menyelesaikan, apakah di proses hukum atau bagaimana, semuanya kita kembalikan ke pihak IBF mekanismenya seperti apa, yang pastinya pikirkan dulu pengembalian dana para member” tutupnya.
Penulis : Hitler Simanungkalit
