Kontras.id, (Gorontalo) – Sorotan aktivis Gorontalo Utara (Gorut), Andi Buna soal program Motabi Kambungu (Rindu Kampung) yang dinilainya mengganggu pelayanan terhadap masyarakat mendapat tanggapan dari masyarakat Kecamatan Biau, Ahmad Djamal.
Ahmad mengatakan, seharusnya Andi Buna mengkroscek langsung kesemua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) apakah seluruh pegawainya diarahkan ke tempat kegiatan. Jika iya, maka yang dikhawatirkan menganggu pelayanan tentu terjadi.
“Harusnya (Andi Buna) tidak menilai sesuatu hanya dari sudut pandang pribadi saja. Menyangkut pelayanan terganggu, harusnya dikroscek langsung semua OPD turun (tempat kegiatan). Buktinya pelayanan di kantor atau dinas tetap berjalan seperti biasa, tidak ada yang terganggu,” tegas Ahmad, Senin 18/07/2022.
“Sedangkan kekhawatiran soal anggaran akan dibebankan ke desa-desa, sepertinya juga tidak benar. Kalau pun ada, pasti pemerintah desa di Kecamatan Tolinggula yang mendapat giliran pertama kegiatan kemarin sudah ada yang teriak atau komplain. Namun sampai hari ini itu tidak terjadi,” sambung Ahmad.
Ahmad juga menyayangkan tudingan Andi Buna bahwa program Motabi Kambungu yang digagas oleh Bupati Gorut, Thariq Modanggu hanya untuk pencitraan.
“Menurut kami tudingan itu keliru. Inovasi ini mencerminkan pemimpin yang selama ini dirindukan dan dinanti-nanti oleh masyarakat, pemimpin yang mau berbaur dan mendengar langsung curhatan-curhatan kecil masyarakatnya,” tutur Ahmad.
Menurut Ahmad, program Motabi Kambungu sangat bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo Utara.
“Mewakili suara pemuda dan masyarakat Biau dan Tolinggula, kami mendukung dan mengapresiasi program pak bupati ini. Kami menitip pesan, kedepan kegiatan seperti ini jangan hanya 2 hari lamanya. Pelayanan yang tadinya susah dijangkau, sekarang sudah sangat mudah dan cepat,” tutup Ahmad.
Penulis : Moh. Agus Lamatenggo