Kontras.id, (Gorontalo) – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) gelar sosialisasi tentang peluang kerja di luar negeri di Kampus Universitas Gorontalo (UG), Senin 24/01/2020.
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani menjelaskan, sosialisasi tersebut bertujuan mengubah persepsi buruk masyarakat soal para pekerja migran. Pasalnya selama ini ketika masyarakat mendengar nama Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang telah berganti nama Pekerja Migran Indonesia (PMI) gambaran yang muncul pasti peristiwa kekerasan fisik, kekerasan seksual dan gaji yang tidak dibayar.
“Padahal yang mengalami hal itu adalah para pekerja yang diberangkatkan secara tidak resmi atau ilegal. Sosialisasi ini sengaja dilakukan karena persepsi setiap orang terkait dengan PMI buruk, ini yang kita coba ubah. Sebab PMI merupakan pahlawan devisa negara selain minyak dan gas (Migas),” kata Benny Rhamdani saat diwawancarai awak media.
Benny mengungkapkan, PMI saat ini telah menyumbang devisa Rp 159,6 triliun kepada negara. Kata Benny, PMI adalah orang-orang terhormat yang memiliki jasa kepada negara.
“Selagi diberangkatkan secara resmi, banyak mereka yang telah sukses. Negara menjamin mereka, sehingga jauh dari peristiwa-peristiwa yang dibicarakan oleh media,”ungkap Benny.
Benny mengatakan, negara-negara penempatan seperti Jepang, Korea, Hongkong, Singapura, Taiwan, Timur Tengah, negara Eropa dan Amerika gajinya cukup tinggi. Negara-negara tersebut memberikan perlindungan undang-undang yang kuat terhadap tenaga kerja asing.
“Disituasi pandemi Covid-19 ini angka pengangguran cukup tinggi, maka peluang kerja keluar negeri adalah solusi sebenarnya. Apabila tidak ditangkap, sayang. Peluang ini tidak memiliki kuota, silahkan sebanyak-banyaknya,” tegas Benny.
Benny menyampaikan, BP2MI akan menjadikan meraka yang berminat menjadi orang yang terampil di bidangnya. Karena sebelum diberangkatkan ke negara tempat mereka bekerja, mereka akan mengikuti pelatihan pemahaman budaya-budaya setempat maupun pelatihan bahasa asing.
“Untuk pelatihan, masyarakat tidak akan di mintai biaya. Pemerintah menanggung semua biaya dari pelatihan sampai dengan di berangkatkan. Nantinya biaya tersebut akan ditukar secara cicil, apabila pekerja sudah mendapatkan gaji,” tandas pria asal Sulawesi Utara ini.
Penulis : Thoger