Kontras.id, (Jateng) – Setelah sempat tertunda, akhirnya ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pemalang Raya (AMPERA) gelar aksi damai di depan Kantor Bupati Pemalang, Senin 23/05/2022.
Aksi turunnya ratusan massa aksi dipicu oleh kondisi jalan rusak yang melanda hampir seluruh pelosok di Kabupaten berjuluk “Pusere Jawa” ini.
Kordinator masa aksi, Andi Rustono mengatakan, sebelum Mukti Agung Wibowo menjadi Bupati Pemalang, kondisi jalan sudah buruk 756,72 kilometer dari total ruas jalan yang ada. Sementara 43,52 persen, atau 333,29 kilometer kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
Akan tetapi, kondisi malah tambah mengenaskan. Kota Pemalang dalam kondisi darurat Jalan Bodol. Sehingga perbaikan jalan adalah agenda Bupati yang mesti di lakukan, tidak bisa di mundurkan lagi. Mau sampai kapan?” tanya Andi dalam orasinya.
Andi menegaskan, di samping membahayakan, sudah banyak menimbulkan korban dan menghambat laju perekonomian buat warga.
Andi menjelaskan, aksi ini sebagai bentuk menagih janji Bupati Mukti Agung Wibowo dan Wakilnya Mansyur Hidayat tatkala berkampanye pada Pilkada lalu. Dimana pasangan Agung-Mansyur berjanji akan membuat seluruh jalan di Pemalang mulus tanpa kerusakan ketika terpilih.
Andi menilai, perbaikan di sejumlah ruas jalan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang dalam hal ini Dinas Pekerjaan melalui dana Pokok Pikiran (Pokir) maupun usulan DPU-TR masih Parsial.
“Upaya perbaikan yang saat ini dilakukan oleh Pemerintahan Agung – Mansyur masih bersifat Parsial. Kami lagi tidak sedang memprovokasi, jalan rusak adalah fakta bukan rekayasa,” tegas Andi.
Di tempat yang sama kordinator lapangan Heru Kundhimiarso dalam orasinya juga menyoal infrastruktur pertanian. Dimana lebih dari 50 persen irigasi rusak Parah. hal ini kata Heru, sangat Ironi bila mana Kabupaten Pemalang yang merupakan Penghasil produksi beras di Jawa tengah kondisi infrastruktur pertanian memprihatinkan.
“Perbaikan-perbaikan jalan yang di lakukan hanya sebatas rutinitas yang tidak ada bedanya dengan Pemerintahan yang lalu,” kata pria yang sering disapa Kundhi ini.
Kundhi mengatakan, masih banyak duit rakyat dihambur- hamburkan hanya untuk kegiatan yang manfaat nya tidak dirasakan oleh rakyat secara langsung. Contoh kecilnya adalah, seringnya Bupati dan jajaran nya melakukan rapat kordinasi ke luar kota.
“Demikian juga dengan Para wakil Rakyat DPRD yang sering melakukan kunjungan kerja keluar kota. Tentu ini menjadi Ironi, disaat masyarakat sangat membutuhkan kelayakan Infrastruktur jalan,” ucap Kundhi.
“Di tengah banyaknya persoalan yang dialami Masyarakat, Bupati dan DPRD justru membuang duit rakyat percuma hanya untuk kegiatan yang tidak berfaedah. Stop buang duit rakyat, stop kunker. Jika kalian benar-benar bekerja untuk rakyatmu,” tandas Kundhi.
Penulis : Ragil Surono