Kontras.id, (Gorontalo) – Proyek pekerjaan berkala Jalan Pangadaa-Bakti di Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo, milik CV Tirtaloka kembali disoroti, kali ini datang dari Aktivis muda Gorontalo yang juga mantan Sekretaris KNPI Dungaliyo, Novalandi Gani.
Dengan bukti pekerjaam yang ada di lapangan saat ini, Noval khawatir pekerjaan yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp5,1 miliar itu tidak akan rampung 100 persen.
Bahkan dirinya mengatakan, pelaksana proyek Jalan Pangadaa-Bakti termasuk orang yang melaksanakan 2 dari 14 pekerjaan putus kontrak yang ada di Kabupaten Gorontalo.
“Saya dan teman-teman aktivis serta pemuda akan melaporkan masalah ini ke DPRD dan aparat penegak hukum. Ini bukan ancaman, tapi merupakan kepedulian kami kepada masyarakat dan pemerintah yang akan dirugikan kontraktor abal-abal,” tegas Noval, Jumat, 10/2/2023.
“Tiga pekerjaan ini dikelola oleh orang yang sama, namun cover perusahaannya berbeda. Ini yang membuat kekhawatiran semakin tinggi bahwa pekerjaan Jalan Pangadaa–Bakti tidak akan selesai,” lanjut Noval.
Tidak hanya itu, Novaldi pun menyebut kontraktor proyek tersebut mirip penjajah yang hanya mengambil keuntungan yang ada di Daerah ini.
“CV Tirtaloka harus bertanggung jawab dengan Kualitas pekerjaan yang buruk, sekilas kontraktor pekerjaan ini mirip penjajah yang mengambil keuntungan dari daerah kami,” tegas Noval.
Terakhir, Noval pun menegaskan pihaknya sampai dengan saat ini terus melakukan penelusuran fakta-fakta di lapangan bahkan sampai dengan produksi material aspal yang digunakan.
“Kami menduga AMP (Asphalt Mixing Plant) tempat mereka mengambil material aspal belum mengantongi SLO. Pertanyaan kami apakah benar AMP ini yang masuk dalam dukungan dalam kontrak? Kalau tidak, maka bisa dibilang ini sangat parah.” Tutup Noval.
Sampai berita ini diterbitkan pihak media Kontras.id sudah berupaya menghubungi pihak penyedia jasa CV. Tirtaloka, namun belum mendapat respon.
Penulis Khalid Moomin
