Example floating
Example floating
DaerahHeadlineHukumKriminal

Boikot Wahana GGC Menguat Akibat Kasus Pemerkosaan, Owner Tegaskan Tidak Terlibat

×

Boikot Wahana GGC Menguat Akibat Kasus Pemerkosaan, Owner Tegaskan Tidak Terlibat

Sebarkan artikel ini
Abdul Hamid
Owner Wahana Ganteng Ganteng Ceria (GCC) Abdul Hamid,(foto Istimewa).

Kontras.id, (Gorontalo) – Seruan boikot terhadap wahana hiburan pasar malam Ganteng Ganteng Ceria (GGC) di Gorontalo Utara menguat, menyusul dugaan pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang individu yang dikaitkan dengan GGC.

Menanggapi hal ini, Owner GGC, Abdul Hamid, angkat bicara dan menegaskan bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab atas tindakan kriminal yang terjadi di luar jam operasional wahana.

“Pada saat kejadian pemerkosaan terjadi yang dilakukan oleh oknum yang mengatasnamakan karyawan GGC seperti berita yang telah dilansir, itu di luar tanggung jawab pihak GGC,” tegas Abdul kepada Kontras.id, Kamis 17/10/2024.

Menurut Abdul, insiden tersebut terjadi ketika wahana sudah tidak lagi beroperasi, dan pihaknya tengah dalam proses pembongkaran wahana ke Kecamatan Gentuma. Ia juga menegaskan bahwa pelaku berinisial AN bukanlah karyawan tetap GGC, melainkan hanya seorang talent yang disewa untuk mengisi acara tertentu.

“Oknum AN bukan karyawan GGC. Dia hanya talent yang dibayar untuk mengisi di setiap acara konser saja yang dilaksanakan oleh GGC. Saya tegaskan sekali lagi bahwa AN hanya talent yang dibayar untuk mengisi acara konser, bukan karyawan tetap GGC,” ujar Abdul.

Baca Juga: Diduga Perkosa Seorang Wanita, Oknum Personel Pelaksana Pasar Malam di Gorontalo Dipolisikan

Lebih lanjut, Abdul menekankan bahwa pihaknya sama sekali tidak terlibat dalam atau memberi instruksi terkait tindakan keji tersebut. Ia juga mengonfirmasi bahwa AN tidak lagi dipekerjakan sebagai Master of Ceremony (MC) di GGC sebagai bentuk sanksi.

“Perbuatan AN di luar tanggung jawab GGC dan tidak ada sedikit pun saya, sebagai owner, menyuruh atau memerintahkan AN untuk melakukan hal yang tidak terpuji tersebut. MC (pelaku) sudah tidak saya pakai lagi di event berlangsung, itu sebagai sanksi dari saya,” jelas Abdul.

Abdul merasa heran mengapa usahanya kini dikaitkan dengan dugaan tindak kriminal tersebut dan mempertanyakan motif di balik seruan boikot terhadap GGC di Gorontalo Utara.

“Saya sebagai owner beserta karyawan dan staf saya bertanya-tanya mengapa perbuatan AN dihubung-hubungkan dengan GGC, sampai ada pemboikotan GGC tampil di wilayah Gorontalo Utara,” imbuh Abdul.

“Yang menjadi pertanyaan saya, pemboikotan GGC tampil di wilayah sana apakah permintaan seluruh masyarakat Gorontalo Utara atau hanya permintaan oknum yang mengatasnamakan masyarakat Gorontalo Utara,” tandas Abdul.

Baca Juga: Buntut Dugaan Pemerkosaan, Seruan Boikot Wahana GGC Masuk Gorontalo Utara Menguat

Sebelumnya, Wakil Koordinator Bidang Hukum dan HAM BEM Provinsi Gorontalo, Misran Male dengan lantang menyuarakan seruan boikot wahana hiburan GGC untuk bermain di Gorontalo Utara. Ia mengajak masyarakat Gorontalo Utara untuk menolak keberadaan wahana GGC bila akan menggelar pasar malam di daerah itu.

“Sebagai warga Gorontalo Utara, saya mengajak seluruh masyarakat untuk memboikot tempat kerja pelaku (Wahana GGC) yang diduga terlibat pemerkosaan. Jangan sampai mereka dibiarkan menggelar pasar malam di sini,” ujar Misran kepada Kontras.id, Kamis 17/10/2024.

Menurut Misran, jika wahana tersebut tetap diperbolehkan beroperasi di Gorontalo Utara, ada kekhawatiran akan munculnya kasus serupa di kemudian hari.

“Kami khawatir ini bukan kasus pertama, dan bisa saja akan ada korban lain jika mereka dibiarkan beroperasi terus di sini,” tandas Misran.

Share :  
Example 120x600