Kontras.id, (Aceh) – Bantuan sapi ternak yang disalurkan Pemerintah Provinsi Aceh melalui Dinas Peternakan untuk kelompok ternak sapi Pemuda Berkarya Desa Blang Karieng, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara Tahun 2020 diduga salah sasaran.
Hal itu dapat dilihat di dokumen pengajuan proposal bantuan modal usaha yang ditujukan kepada Gubernur Aceh dan Kepala Dinas peternakan Aceh. Dalam dokumen menunjukkan, rencana usulan permohonan induk lembu jantan berjumlah 10 Ekor dengan harga satuan Rp 9.000.000. Sementara biaya pangan dan obat -obatan sebesar Rp.20.000.000, dengan total keseluruhan mencapai Rp 110.000.000.
Tak hanya itu, sumber yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan, kelompok yang diketuai oleh Al Mansur ini juga menitikberatkan anggaran pembuatan proposal kepada 10 aggotanya sejumlah Rp 400.000 perorang.
“Saat akan dibuat proposal, ketua kelompok menitip biaya pada kami sejumlah Rp 400.000, alasannya untuk bikin proposal. Bisa dibayangkan berapa harga pembuatan proposal bila dikalikan dengan jumlah anggota yang 10 orang ini,” ungkapnya pada media ini, Sabtu 25/06/2022 kemarin.
Kecurigaan mereka kembali muncul saat sapi tersebut datang ke desa yang diperkirakan tiba dini hari tanpa sepengetahuan anggota. Namun sapi yang datang hanya berjumlah 8 ekor dan 2 ekor lainnya dipisahkan dengan alasan jatah partai. Mirisnya lagi, sapi memiliki kualitas yang buruk seperti kurus hingga mencret .
“Pengiriman sapi ke desa kami tiba sekitar dini hari tanpa sepengetahuan kelompok, jumlahnya 8 ekor. Anehnya lagi diambil 2 ekor dengan alasan jatah partai, jadi tinggal 6 ekor. Tak lama kemudian hilang lagi 2 ekor, kata ketua sudah mati tanpa memperlihatkan bukti apapun. Sekarang sisa 4 sapi dengan kondisi kurus dan mencret,”paparnya.
“Karena hal ini, kami anggota kelompok meminta aparat penegak hukum mengaudit kembali bantuan tersebut. Ini untuk memastikan ada atau tidaknya permainan yang kami alami,” tandasnya.
Al Mansur, Ketua kelompok Peternakan Sapi Pemuda Berkarya Desa Blang Karieng saat di konfirmasi membenarkan bantuan tersebut merupakan aspirasi dari DPRA Muslem. Ia mengatakan, jumlah yang diterima hanya 8 ekor sapi.
“Benar yang saya terima hanya 8 ekor, saya langsung ambil ke langsa sampai ke desa malam hari. Itu merupakan aspirasi dari anggota DPRA Muslem. Untuk jatah partai saya kurang mengerti, karena yang kami terima hanya 8,”ucap Mansur, Senin 27/06/2022.
Ditanya tentang keberadaan sapi tersebut, ia mengatakan bahwa telah diberikan ke kelompok dan ada beberapa sapi yang telah mati. Namun terkait bukti laporan atau dokumentasi kematian, ia mengaku sudah mengirimkan ke anggota dewan yang dimaksud.
“Sapi sudah saya bagikan kepada kelompok, sama saya hanya 2 ekor. Untuk sapi yang mati hanya saya berikan dokumentasi ke pak Muslem anggota dewan. Namun dari anggota kelompok ada yang dititipkan ke orang lain, seperti di buloh blang ara dan orang lainnya,” papar Mansur.
Dihari yang sama Ketua Umum Partai SIRA, Muslim Syamsuddin saat dikonfirmasi via WhatsApp membantah jika partainya mengambil jatah sapi tersebut. Bahkan ia tidak tahu soal kematian sapi, karena tidak pernah dikirimkan bukti kematian seperti yang disampaikan Al Mansur.
“Saya tidak pernah menagih hal itu, bahkan hingga saat ini saya tidak tahu keadaan dan keberadaan sapi bantuan tersebut. Tidak ada itu dia kirim bukti kematian sapi, karena itu sudah urusan kelompok,”ucap Muslim.
Ia menegaskan, akan melaporkan kelompok tersebut apabila terbukti bermain seperti yang ang disebutkan anggota kelompok sebelumnya.
“Saya tekankan apabila memang terbukti ada permainan yang dilakukan kelompok tersebut, saya sendiri yang laporkan mereka ke Polda Aceh. Untuk itu saya dukung apabila hal ini dipublish,” ucap Muslim.
“Saya berharap, terungkapnya isu ini akan ada atensi dari pihak berwenang untuk mengkroscek ke lapangan untuk ditindaklanjuti secara hukum. Agar hal serupa tak terjadi kembali,” harap Muslim.
Penulis : Ahmad Mirzda
Comments 1