Kontras.id, (Jateng) – Petani di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi.
Di samping langka, jatah pupuk subsidi yang ditetapkan pemerintah juga banyak dikeluhkan para pahlawan pangan ini.
Ramidi (53), petani padi di Desa Taman , Kecamatan Taman mengatakan, akibat dari langkanya pupuk bersubsidi dirinya dan petani lainnya terpaksa menaikan ongkos bertani demi menjaga tanaman padi tetap subur.
“Betul mas, di sini lagi susah mendapatkan pupuk subsidi jenis urea dan NPK Phonska. Walaupun pakai kartu tani, dari Distributor agak sulit. Untuk mensiasatinya kami mengurangi jadwal pemupukan,” tutur Ramidi kepada awak media ini, Minggu 26/06/2022.
Ramidi mengaku, dirinya hanya mendapatkan jatah pupuk bersubsidi sebayak 33 kilogram seharga Rp 83 ribu untuk 2.500 meter persegi atau seperempat hektar. Kata dia, jatah itu jauh dari kebutuhan pupuk normal.
“Normalnya seperempat hektar diberi pemupukan 1 kwintal. Karena tak cukup, terpaksa beli pupuk Non subsidi yang harganya lebih tinggi. Kalau merek MKP, Rp 125 ribu per 25 kilogram,” kata Ramidi .
Menurut Ramidi, dalam sekali tanam normalnya padi perlu di pupuk sebanyak 3 kali dalam waktu 90 hari . Namun imbas dari kelangkaan dan minimnya jatah pupuk subsidi , dirinya terpaksa hanya memupuk 2 kali dalam.
“Tak masalah jika pemerintah mencabut pupuk subsidi. Namun saya berharap agar harga pupuk nantinya tetap stabil dan harus diimbangi dengan harga gabah. Biar kaya dulu, waktu sebelum krisis moneter,” harap Ramidi.
Penulis : Ragil Surono