Kontras.id, (Gorontalo) — Menjelang Rapat Paripurna Istimewa Hari Ulang Tahun Provinsi Gorontalo ke-25, Sekretariat DPRD mulai memfinalisasi seluruh persiapan dengan menghadirkan konsep yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Mengusung tema “Come Back to Nature”, area kantor dewan diubah menjadi ruang bernuansa agraris dengan dominasi hasil pertanian lokal.
Ketua Panitia Pelaksana Sidang Paripurna, Ismail Djafar, menjelaskan bahwa pemilihan konsep tersebut dilakukan untuk menegaskan kembali karakter Gorontalo sebagai daerah yang bertumpu pada sektor pertanian. Beragam komoditas seperti kelapa, pisang, jeruk, lemon, pepaya, hingga nanas ditata sebagai bagian dari dekorasi utama.
“Konsep ini terlahir dari pemikiran agronomi. Kami ingin menghadirkan sesuatu yang unik dan menggugah ingatan masyarakat bahwa Gorontalo adalah daerah pertanian. Ragam hasil bumi ini adalah kebanggaan kita,” ujar Ismail.
Menariknya, seluruh hasil pertanian yang dipajang tidak hanya bersifat dekoratif. Masyarakat dan tamu undangan dipersilakan membawa pulang komoditas tersebut setelah pelaksanaan sidang paripurna.
“Silakan ambil. Ini bentuk apresiasi pemerintah dan kedekatan kami dengan masyarakat. Semua ini menunjukkan betapa kayanya Gorontalo,” katanya menambahkan.
Selain menyiapkan ornamen HUT, panitia juga memastikan seluruh teknis penyelenggaraan berjalan rapi. Undangan yang hadir tetap berjumlah seperti tahun sebelumnya, sementara area khusus di luar gedung disiapkan bagi warga yang ingin menyaksikan jalannya sidang melalui layar besar.
“Kami memastikan seluruh rangkaian berjalan lancar sebelum waktu Salat Jumat. Semua sarana sudah siap, termasuk area menonton live bagi masyarakat,” jelas Ismail.
Melalui konsep yang lebih natural dan menonjolkan kekayaan bumi lokal, DPRD berharap perayaan HUT ke-25 menjadi momentum yang tidak hanya meriah, tetapi juga menegaskan jati diri Gorontalo sebagai daerah agraris yang kaya potensi.
“Ini Gorontalo. Ini hasil pertanian kita. Inilah kekuatan kita,” pungkasnya.
