Kontras.id, (Gorontalo) – Puluhan mahasiswa dari Universitas Gorontalo (UG) kembali mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Gorontalo untuk menggelar aksi demonstrasi, Senin 07/10/2024.
Aksi ini dipelopori oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UG dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Limboto. Mereka yang mengatasnamakan diri Aliansi Amanat Perjuangan Rakyat (Anpera) ini menuntut pelaksanaan Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang sebelumnya dijanjikan oleh Ketua DPRD, Zulfikar Y. Usira, terkait kasus dugaan gratifikasi.
Tuntutan ini berfokus pada kasus yang melibatkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Sumanti Maku, yang diduga meminta sejumlah fasilitas kantor dari Direktur Bank Sulutgo (BSG) Cabang Limboto, Tomi Gobel. Permintaan tersebut berupa perangkat mewah seperti Samsung Galaxy Tab S9 Plus, iPhone 15 Pro, printer, scanner, laptop, hingga sepeda motor Yamaha Filano.
Dugaan gratifikasi ini muncul setelah beberapa waktu lalu terungkap adanya permintaan fasilitas kantor yang disinyalir tidak sesuai prosedur. Para mahasiswa menilai, kasus ini perlu mendapat perhatian serius dan transparansi dari pihak DPRD.
Ketua DPRD, Zulfikar Y. Usira, sebelumnya telah menjanjikan akan menggelar RDP pada 7 Oktober 2024, dengan menghadirkan pihak-pihak terkait. Namun, rapat tersebut tidak terlaksana hingga hari yang dijanjikan hingga memicu kekecewaan dan kemarahan mahasiswa. Mereka menyatakan bahwa ketidakjelasan ini mencederai kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif daerah.
“Janji untuk menggelar RDP hanyalah angin segar, tapi kenyataannya nihil. Kami butuh tindakan konkret, bukan sekadar janji,” teriak salah satu orator di depan Gedung DPRD.
Baca Juga: DPRD Akan Gelar RDP Selidiki Dugaan Gratifikasi Kadis PMD dan Direktur BSG
Mahasiswa juga menyampaikan bahwa keterbukaan informasi publik adalah hak setiap warga negara, dan kasus dugaan gratifikasi ini harus segera ditindaklanjuti. Mahasiswa mendesak agar DPRD menunjukkan sikap tegas dan transparan dalam menangani masalah ini.
Menurut mereka, kasus seperti ini bisa merusak citra pemerintah daerah jika dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian yang jelas.
“Jika DPRD tidak segera bertindak, kami akan terus melakukan aksi hingga kasus ini dibuka secara terang-terangan. Kami tidak akan berhenti sampai ada kejelasan,” lanjut orator lainnya.
Sementara itu, di tengah aksi demonstrasi sejumlah Anggota DPRD Kabupaten Gorontalo sempat menemui mahasiswa namun belum memberikan keterangan resmi terkait alasan batalnya RDP yang sudah dijadwalkan.
Situasi sempat memanas ketika beberapa mahasiswa mencoba merangsek masuk ke dalam gedung DPRD, namun berhasil diredam oleh petugas keamanan. Meskipun demikian, aksi berlangsung damai dan tertib. Mahasiswa pun mengancam akan kembali menggelar aksi yang lebih besar jika tuntutan mereka tidak seger dipenuhi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kejelasan mengenai kapan RDP terkait kasus ini akan dilaksanakan, namun mahasiswa UG dan HMI Limboto berjanji akan terus mengawal proses ini hingga tuntas.