Kontras.id, (Gorontalo) – Seorang siswi di Gorontalo dengan berani mengungkapkan pengalaman pahitnya menjadi korban pelecehan yang dilakukan oleh gurunya melalui sebuah unggahan di media sosial.
Dalam curhat tersebut, korban ini menceritakan bagaimana pelecehan itu dimulai dari verbal hingga tindakan fisik yang lebih jauh. Korban, yang berjuang keras untuk meraih pendidikan dengan beasiswa, awalnya merasa kebingungan karena tidak memiliki orang tua dan takut untuk melapor.
la khawatir tidak dipercaya dan akan dikeluarkan dari sekolah, membuatnya kehilangan harapan untuk mencapai cita-citanya. Akibat ancaman dari sang guru, ia terpaksa mengikuti tindakan yang lebih jauh meskipun awalnya menolak dengan keras.
Dalam unggahannya, korban meminta publik untuk tidak menilai dirinya hanya berdasarkan video singkat yang beredar di media sosial. la menjelaskan bahwa penderitaannya berlangsung selama bertahun-tahun, bukan hanya dalam beberapa menit rekaman. Meski merasa malu, ia bersyukur kini terbebas dari pelecehan yang selama ini menghantui hidupnya.
Unggahan tersebut telah mendapatkan 1.118 like, 700 caption sedih, 568 senyum love, 108 caption love dan telah dibagikan 4 ribu lebih.
Sebagai informasi, pelaku telah diamankan oleh pihak Kepolisian Resort (Polres) Gorontalo dan dijerat dengan Pasal 81 ayat 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016, tentang Perlindungan Anak, yang mengatur hukuman minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun penjara, dengan tambahan sepertiga dari hukuman karena tersangka berstatus sebagai tenaga pendidik.
Berikut curhatan lengkap korban:
Karena banyaknya pertanyaan dari orang-orang. Saya akan coba ceritakan bagaimana bisa terjadi semuanya.
Jujur saya sangat sangat sedih, kecewa, tidak tahu harus bagaimana di posisi tersebut. Semua berawal saat saya masuk sekolah di Gorontalo. Saya seorang yatim piatu seperti yang saya sampaikan video video yang beredar dengan seorang tiktoker saat wawancara saya.
Dari awal masuk sekolah saya sudah meyakinkan diri saya untuk berusaha keras mengejar ilmu dan prestasi karena memang untuk hidup sudah tidak ada dari orangtua. Saya sangat ingin untuk mencapai sarjana dengan beasiswa yang saya dapat.
Pada satu hari, saya mulai mendapatkan pelecehan verbal. Dengan ucapan ucapan tidak pantas dari Guru. Saat itu saya tidak terlalu menanggapi dengan serius. Namun lama kelamaan mulai menyentuh seperti pundak, merangkul, dan lainnya.
Awal saya yang memang belum paham tentang kasih sayang yang sesungguhnya menganggap itu seperti seorang ayah kepada anak juga terkadang memberikan untuk kehidupan. Tapi semua itu ternyata penilaian saya salah saat saya mulai di peluk, disentuh bagian vital dan lain.
Saat itu saya bingung, saya ingin bercerita kepada siapa. Orangtua tidak ada, bercerita kepada teman pun takut dipandang hina. Untuk melapor saya takut karena untuk masuk sekolah saja saya berjuang sendiri dengan susah payah.
Dipikiran saya saat itu jika saya lapor saya yang tidak di percayai oleh guru lain dan siapapun karena saya tidak memiliki bukti apapun lalu saya di keluarkan dari sekolah (Seperti yang mempunyai uang dan kuasa yang menang).
Jika saya dikeluarkan saya tidak mempunyai harapan dan cita cita pupus. Walau saya benar sakit hati, kecewa, marah bercampur menjadi satu.
Lama kelamaan saya mulai di paksa berhubungan intim. Awal awal saya sangat menolak. Tapi dengan ancaman dia mengeluarkan dari sekolah saya pun mengikuti.
Mengapa saya tidak memiliki pacar. Karena saya takut untuk berpacaran, saya kasihan terhadap laki laki yang menjadi pacar saya jika dia tahu tentang saya.
Saya sadar diri bahwa saya benar benar sendirian, serba kurang dan ditambah pelecehan terhadap saya.
Saya sangat bersyukur walau saya malu untuk video yang beredar. Saya tidak akan melarang atau menyuruh untuk berhenti menyebarkan karena itu adalah keinginan dan niat kalian masing masing ditanggung sendiri dengan Allah.
Karena saya sudah sangat sangat bersyukur kepada Allah tidak menjadi budak seks lagi walau saya mungkin dikucilkan dari orang orang yang tidak tahu benar keadaan saya dan menjadi diri saya.
Jika pandangan kalian tentang saya di video itu salah saya sangat memohon maaf. Dan saya mohon jangan kalian nilai hanya dengan 5 menit kalian menilai saya atau sebagainya.
Karena banyak hari sampai bertahun yang saya lewati dengan sengsara. Untuk dosa jariyah saya sudah siap untuk menanggung karena hanya Allah yang tahu bagaimana keadaan saya saat itu.
Mohon maaf jika banyak chat pertanyaan yang tidak saya jawab karena jujur saya sedang benar benar hancur. Terimakasih semua untuk semangat yang kalian berikan sehingga saya tetap hidup dan tersenyum walau berat.
Untuk yang bertanya Akun Palsu atau Asli terserah kalian saya tidak akan melarang karena penilaian dari masing2 diri kalian.