Kontras.id, (Gorontalo) – Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II Gorontalo tengah menjadi sorotan publik terkait proyek pembangunan Bendungan Bolango Ulu dan revitalisasi Danau Limboto.
Beberapa pihak menilai BWS Sulawesi II tidak cukup terbuka dalam memberikan informasi mengenai perkembangan proyek-proyek strategis ini.
Sekertaris Jenderal (Sekjen) Badan Eksentrisitas Mahasiswa (BEM) Universitas Gorontalo (UG), Samsul Wahidji menjelaskan bahwa Bendungan Bolango Ulu adalah salah satu proyek strategis nasional yang berada di Provinsi Gorontalo dengan menelan anggaran 2,42 Triliun, cukup besar untuk nilai anggaran proyek yang diharapkan mampu mengatasi masalah irigasi, penyediaan air baku, hingga pengendalian banjir di wilayah tersebut.
“Proyek bendungan yang di bangun seluas 1.196 hektare Dengan daya tampung sekitar 84 juta kubik Sehingga dapat diharapakan memenuhi tiga irigasi yaitu DI Alale, Lomaya serta Pilohayanga. Dengan begitu dapat mendukung ketahanan air serta ketahanan pangan bagi masyarakat,” jelas Samsul kepada Kontras.id, Minggu 22/09/2024.
“Namun, bungkamnya BWS atas transparansi terkait progres pembangunan ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, termasuk kami mahasiswa pemerhati pembangunan daerah. Kami menilai BWS memberi sinyal buruk atas pekerjaan dua proyek nasional tersebut,” sambung Samsul.
Samsul mengatakan hal yang sama terjadi juga pada proyek revitalisasi Danau Limboto, salah satu danau penting di Gorontalo yang selama bertahun-tahun mengalami sedimentasi parah, menyebabkan penurunan fungsi danau sebagai penampung air dan habitat biodiversitas.
“Revitalisasi ini dinilai krusial untuk menyelamatkan ekosistem danau serta menghindari risiko bencana banjir di daerah sekitarnya. Namun, informasi yang diterima masyarakat terkait kemajuan proyek ini sangat minim, sehingga menimbulkan kecurigaan mengenai kendala yang dihadapi atau ketidakefisienan dalam pelaksanaannya,” kata Samsul.
Baca Juga: Bendungan Bolango Ulu Dikhawatirkan Bernasib Seperti Danau Limboto, BWS ‘Bungkam’
Samsul menegaskan bahwa ketertutupan informasi BWS menjadi perhatian penting, karena proyek infrastruktur skala besar seperti ini membutuhkan partisipasi dan pengawasan publik untuk memastikan bahwa semua proses berjalan sesuai rencana dan transparan.
“Publik berhak mengetahui setiap perkembangan penting dari proyek yang dibiayai oleh anggaran negara ini, baik mengenai waktu penyelesaian, anggaran, maupun dampak yang mungkin terjadi selama proses pengerjaan,” tegas Nandar, sapaan akrab Samsul Wahidji.
Baca Juga: BEM Ke BWS: Pekerjaan Bendungan Bolango Ulu Jangan Bernasib Seperti Danau Limboto
Nandar mendesak BWS Sulawesi II Gorontalo untuk segera merespons kritik dari sejumlah pihak dengan lebih transparan dalam memberikan laporan berkala kepada masyarakat.
“Upaya ini tidak hanya untuk menghindari spekulasi negatif, tetapi juga untuk memastikan bahwa proyek-proyek vital seperti Bendungan Bolango Ulu dan revitalisasi Danau Limboto dapat berjalan sesuai dengan harapan, memberikan manfaat optimal bagi masyarakat Gorontalo,” ucap Nandar.
“Dengan adanya keterbukaan informasi, masyarakat dapat ikut mengawal proses pembangunan, memberi masukan konstruktif, serta memastikan bahwa pelaksanaan proyek tersebut dilakukan dengan sebaik-baiknya, baik dari segi teknis maupun dampak lingkungannya,” tandas Nandar.