Kontras.id, (Gorontalo) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)Provinsi Gorontalo ingatkan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II terkait lambannya pekerjaan Bendungan Bolango Ulu di Kabupaten Bone Bolango.
Koordinator BEM Provinsi Gorontalo, Manut M. Ishak mengaku khawatir pekerjaan Bendungan Bolango Ulu akan bernasib seperti proyek revitalisasi Danau Limboto di Kabupaten Gorontalo yang tak kunjung selesai pekerjaannya.
“Kami hanya ingin BWS serius untuk menyelesaikan proyek ini (Bendungan Bolango Ulu). Sebab menurut data yang kami punya, ternyata proyek itu sudah dua kali mendapatkan perpanjangan pekerjaan,” ungkap Man’ut kepada Kontras.id, Kamis 19/09/2024.
“Kami khawatir proyek ini akan sama nasibnya dengan proyek revitalisasi Danau Limboto yang hingga hari ini tidak kunjung selesai pekerjaannya dan berdampak kepada masyarakat pesisir Danau,” sambung Man’ut.
Man’ut menyampaikan bahwa proyek pembangunan Bendungan Bolango Ulu merupakan salah satu proyek strategis nasional mendapatkan dukungan dari semua pihak. Tapi, bukan berarti BWS sesuka hati menyelesaikan pembangunannya.
“Kami bersama elemen mahasiswa lainnya merasa prihatin dengan kondisi pekerjaan yang tak kunjung selesai. Sehingga dari dan mendesak BWS Sulawesi II untuk segera bertindak,” tegas Man’ut.
“Kami sudah melihat bagaimana lambatnya penanganan revitalisasi Danau Limboto, dan kami tidak ingin melihat hal serupa terjadi pada pembangunan Bendungan Bolango Ulu. Ini proyek penting bagi masyarakat Gorontalo, dan kami menuntut BWS Sulawesi II untuk lebih responsif dan mempercepat pengerjaannya,” sambung Man’ut.
Menurut Man’ut, lambannya pekerjaan berpotensi menghambat tujuan utama proyek, yaitu pengendalian banjir, penyediaan air irigasi, dan pemenuhan kebutuhan air baku untuk masyarakat.
“Selain itu, kekhawatiran kami yang ke dua jika pembangunan ini terus tertunda, biaya yang dikeluarkan negara akan semakin membengkak tanpa memberikan hasil yang maksimal,” terang Man’ut.
Men’ut menilai pihak BWS kurang transparan dalam menyampaikan progres pekerjaan proyek tersebut kepada publik, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat dan mahasiswa.
“Kami akan terus mengawasi jalannya proyek ini dan tidak akan segan-segan melakukan aksi lebih lanjut jika BWS tidak menunjukkan perbaikan signifikan dalam waktu dekat,” tandas Man’ut.
Hingga berita ditulis, Kontras.id masih berupaya meminta tanggapan dari BWS Sulawesi II.