Kontras.id (Kabupaten Gorontalo) – Jajaran PDAM Kabupaten Gorontalo mendapat kritikan pedas dari para Anggota DPRD, karena dinilai gagal memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
Kritikan tersebut disampaikan para Anggota DPRD pada rapat pembahasan APBD-P 2020 anatar Tim TAPD bersama Badan Anggaran DPRD, Selasa 29/09/2020.
“Banyak komplain masyarakat terkait pelayanan PDAM ini. Sebagai contoh di wilayah Pulubala, keluhan mereka ada air kotor, macet. Paling parah ada yang mengeluhkan, bahwa mereka hanya membayar angin bukan air yang mengalir,” tegas Safrudin.
Ditempat yang sama Anggota Banggar perwakilan PDI-P, Ali Polapa menilai, kondisi PDAM di Kabupaten Gorontalo makin hari semakin parah tingkat pelayanannya.
“Di wilayah Batudaa dan Tabongo juga banyak keluhan tentang persoalan kualitas air PDAM, dari air yang kabur hingga macet. Kalau dilihat pelayanan PDAM ini makin hari malah parah,” cetus Ali.
“Jika dikutip dari penyampaian Direktur PDAM saat rapat bersama Komisi II, katanya sambungan air perlu direhabilitasi secara menyeluruh. Maka untuk perubahan sudah tidak memerlukan anggaran untuk sambungan baru,” sambung Ali.
Sementara Ketua Fraksi PAN, Hamka Pakaja juga menuturkan, pekerjaan sambungan pipa yang ada di wilayah Tilango tidak tertata rapi.
“Di wilayah Tilango dan Telaga banyak pipa muncul dipermukaan tanah, tolong diperbaiki. Kalau boleh PDAM ini lebih memaksimalkan PAD untuk daerah,” pinta Hamka.
Tak berhenti pada Aleg dapil Batudaa cs, Pulubala-Tibawa dan dapil Telaga cs, kritikan terhdap PDAM ikut datang dari isampaikan Anggota Banggar, Sladauri Kinga. Sladauri menyampaikan, pelayanan air di Kecamatan Boliyohuto sering dikeluhkan warga.
“Untuk Boliyohuto, keluhan warga dalam seminggu 8 kali rusak, tolong PDAM masalah ini cepat dipikirkan,” kritik Sladauri.
Selanjutnya, Yusri Salam menyoroti, lambatnya penyelesaian masalah dilapangan oleh petugas PDAM.
“Perlu diingat, air adalah kebutuhan primer manusia, maka harus dipikirkan bagaimana mengatasi masalah ini. Terlebih menyikapi segala keluhan pelanggan PDAM,” tutur Yusri.
Tak berhenti sampai disitu, sorotan terhadap PDAM juga ikut disampaikan Iskandar Mangopa. Ia mengaku sedih melihat banyaknya keluhan warga atas pelayanan PDAM, soal air kotor, macet, pelayanan, hingga meningkatnya pemakaian tidak sesuai dengan pelayanan.
“Banyak keluhan warga, tapi ya begitu penyelesaian lambat. Bahkan, keluhan saya sediri sebagai anggota DPRD lambat direalisasikan apalagi rakyat,” keluh Iskandar.
Tidak cukup sampai disitu, Aleg Gerindra Anton Ahmad, juga ikut mengkritik. Dia meminta agar Direktur PDAM diganti dengan yang baru, karena dinilai tidak mampu membawa perubahan di PDAM.
“Saya tidak tahu apa alasannya, tapi setiap diundang DPRD pasti Direktur tidak hadir. Pembahasan anggaran saja tidak hadir, saran saya diganti saja,” tegas Ahmad.
Menanggapi berbagai kritikan dan sorotan dari Anggota DPRD, perwakilan Direktur PDAM, Hamzah Yusuf menyampaikan, apa yang menjadi masukan dari para anggota DPRD akan ditindaklanjuti.
“Terima kasih atas masukan para anggota dewan terhormat, apa yang disampaikan ditindaklanjuti,” pungkas Hamzah.
Penulis : Rollink Djafar
Redaktur : Anas Bau