Kontras.id (Pohuwato) – Untuk meningkatkan Pendapatan Anggaran Daerah (PAD), Disperindagkop merubah sistiem pungutan retribusi pasar Marisa dari tunai ke Non tunai melalui aplikasi atau kartu ATM yang di sediakan pihak BRI Cabang marisa, Kabupaten Pohuwato.
Hal itu di sampaikan Kadis perindagkop Ibrahim Kiraman, saat dirinya menggelar sosialisasi tentang retribusi pasar kepada para pedagang, di pasar marisa Sabtu 14/05/2022.
“Untuk meningkatkan PAD kita di pasar, maka kami akan beralih ke pungutan retribusi secara non tunai dan kami kerja sama denga pihak bank BRI dalam bentuk satu aplikasi atau bentuk kartu” ujar Kadis Ibrahim.
“Jadi kita berikan kemudahan kepada pedagang-pedagang dan tidak perlu repot lagi untuk membayar secara tunai ke mandor pasar, itu langsung mandor bawa satu alat, jadi pedagang yang sudah kita daftar buka rekening dan kemudian kita fasilitasi dengan kartu itu tinggal menggesek” jelasnya.
Sambung Ibrahim “Setiap hari mereka berjualan bayar retribusi, kalau tidak berjualan mereka tidak menggesek jadi retribusi perharinya 3 ribu rupiah” ucap Ibrahim.
Lain halnya kata Ibrahim, dari pihak bank BRI sendiri akan memberikan fasilitasi ke para pedagang dalam mendapatkan pinjaman.
“Dan kartu juga ini akan memberikan fasilitas ke pedagang-pedagang dalam hal mendapakan pinjaman. Pinjamaan bisa mencapia 1-2 juta hingga KUR, dan itu di lihat dari progres ketaatan mereka untuk membayar retribusi pasar ” pungkasnya.
“Semua akan di fasilitasi pihak BRI dan tidak perlu lagi repot datang ke bank. Untuk pembuatan kartu juga gratis, tapi setiap transaksi hanya di bebankan administrasinya 100 rupiah” Tutup Ibrahim.
Penulis : Hitler Simanungkalit
