Kontras.id, (Gorontalo) – Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR-KP) Provinsi Gorontalo memilih bungkam terkait kecelakaan yang menimpa seorang warga, Albert Puasa alias Ka Abe, akibat material proyek rehabilitasi jaringan irigasi Huludu Pitango di Desa Pone, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo.
Keengganan pihak PUPR-KP untuk memberikan komentar terlihat dari tanggapan yang diberikan Kepala Dinas (Kadis) PUPR-KP, Aries Ardianto. Saat Kontras.id menghubungi Aries pada Rabu, 6 November 2024, dirinya hanya mengarahkan agar Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) PUPR-KP, Romen S. Lantu, yang menjawab.
“Terima kasih atas pertanyaan-pertanyaannya. Izin saya teruskan ke Kabid/KPA nya biar Beliau yang akan memberikan jawaban/tanggapan nya seperti sebelum-sebelumnya,” ujar Aries kepada Kontras.id melalui pesan WhatsApp, Kamis 7 November 2024.
Namun hingga berita ini ditulis pada Minggu, 10/11/2024, Kabid SDA PUPR-KP Romen S. Lantu belum memberikan tanggapan kepada awak media, meski telah dijanjikan oleh Aries Ardianto.
Baca Juga: Tak Dipasang Peringatan, Proyek Irigasi Pone Makan Korban Pengendara Motor
Sebelumnya, Albert Puasa, warga Kelurahan Bongohulawa, Kecamatan Limboto, menjadi korban dalam insiden yang diduga diakibatkan oleh kelalaian kontraktor proyek.
Proyek rehabilitasi jaringan irigasi yang dikerjakan oleh CV Sinar Perdana di Desa Pone ini membawa konsekuensi serius bagi keselamatan warga. Albert, yang sedang mengendarai motor, terpaksa menepi untuk menghindari material proyek yang menghalangi jalan, namun sayangnya ia terperosok ke lubang yang membuatnya terjatuh.
Albert kini harus menjalani perawatan di rumah selama lebih dari seminggu akibat luka yang dideritanya, termasuk cedera pada hidung serta pembengkakan pada pergelangan kaki kiri. Kecelakaan ini terjadi pada Minggu, 27 Oktober 2024, sekitar pukul 10.00 WITA, saat ia sedang dalam perjalanan menuju tempat kerja.
Dengan kondisi yang dialaminya, Albert kini hanya bisa berbaring lemas di rumah, sementara pihak PUPR-KP yang bertanggung jawab atas keselamatan proyek tampak masih bungkam.