Kontras.id, (Gorontalo) – Terpilihnya Umar Karim (UK) sebagai anggota Badan Kehormatan (BK) DPRD Provinsi Gorontalo disambut optimis oleh berbagai pihak, termasuk LSM, aktivis dan mahasiswa.
Banyak pihak berharap bahwa UK, dengan pengalamannya selama 10 tahun di DPRD Kabupaten Gorontalo akan mampu menjalankan tugas dan fungsi BK dengan penuh integritas. Rekam jejaknya yang konsisten dalam menegakkan idealisme menjadi dasar keyakinan bagi banyak orang.
Robin Bilondatu, aktivis di Gorontalo mengungkapkan keyakinannya terhadap komitmen UK. Menurutnya, UK sudah terbiasa berdiri sendiri mempertahankan prinsip, meskipun harus berhadapan dengan 39 anggota DPRD lainnya serta jajaran eksekutif.
Robin optimis bahwa UK akan serius menindak tegas anggota DPRD yang terindikasi melakukan praktik “ganti-ganti baju” atau pergantian identitas saat perjalanan dinas.
LSM di Gorontalo, lanjut Robin, akan siap mendukung langkah UK, termasuk membantu jika diperlukan bukti untuk dihadirkan ke pihak berwenang.
Baca Juga: Terpilih Jadi Anggota BK, UK Janji Tindak Aleg yang Curang Soal Perdis
Dukungan juga datang dari kalangan mahasiswa. Manuth M. Ishak, perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Provinsi Gorontalo, menyatakan kesiapan mahasiswa untuk turun ke jalan jika UK benar-benar menunjukkan keberanian dalam menindak aleg yang melanggar etik.
Menurut Man’uth, rumor soal praktik “ganti-ganti baju” di kalangan anggota DPRD sudah sering terdengar, meski bukti konkret belum pernah diperoleh. Manuth berharap, pernyataan UK bukan hanya janji, melainkan akan diwujudkan secara nyata.
Arif Rahim, aktivis LSM lainnya mengungkapkan harapannya agar UK mampu memberi akses informasi yang lebih terbuka terhadap apa yang terjadi di dalam DPRD Provinsi.
Selama ini, kata Arif, publik hampir tidak mengetahui apa yang terjadi di balik layar. Menurutnya, ada dugaan bahwa praktik “ganti-ganti baju” mungkin sudah berlangsung lama.
Arif menantang UK untuk mengungkap masalah tersebut, tidak hanya yang baru, tetapi juga kasus-kasus lama yang berpotensi mencederai kepercayaan masyarakat.
Namun, Arif juga memberi peringatan keras kepada UK agar tidak hanya pandai berbicara. Meski UK dikenal dengan integritasnya, Arif menyebut bahwa ia juga tidak akan ragu melakukan gerakan massa jika UK sendiri nantinya terlibat pelanggaran etik dan moral.