Kontras.id, (Gorontalo) – Ratusan mahasiswa hadir dalam acara Bedah Prof, yang digelar bersama civitas kampus untuk menggali visi dan misi Prof. Nelson Pomalingo, salah satu kandidat Calon Gubernur Gorontalo mendatang.
Acara yang digelar di salah satu restoran ternama di Kota Gorontalo, Kamis 24/10/2024 ini menjadi wadah bagi para mahasiswa sebagai agen intelektual masa depan untuk menilai gagasan dan ide yang ditawarkan oleh calon pemimpin mereka.
Acara tersebut juga menjadi ruang diskusi yang aktif, dihadiri oleh perwakilan perguruan tinggi dan organisasi mahasiswa yang tergabung dalam organ ekstra Cipayung. Mahasiswa hadir dengan berbagai pertanyaan kritis yang menjadi ciri khas mereka, memperlihatkan antusiasme tinggi dalam dialog ini.
Dalam diskusi, mahasiswa memberikan apresiasi terhadap Prof. Nelson Pomalingo karena keberaniannya untuk beradu gagasan dengan mereka. Ini menjadi nilai tambah bagi Nelson, yang dianggap berani menghadapi mahasiswa secara langsung, tanpa ragu menerima berbagai pertanyaan dan kritik.
Beragam topik dibahas dalam forum tersebut, mulai dari masalah pertanian, ekonomi, pendidikan, hingga perkembangan tenaga kerja dan kampus. Semua ini menjadi bahan diskusi yang hangat, di mana mahasiswa turut menuntut pemahaman yang mendalam dari Prof. Nelson mengenai tantangan yang dihadapi masyarakat Gorontalo saat ini.
Suwandi Musa dan Jayusdi Rivai, sebagai moderator acara, tidak membatasi diskusi. Mereka memberikan kesempatan penuh bagi mahasiswa untuk menyampaikan kritik dan harapan kepada Prof. Nelson. Para peserta merasa memiliki ruang untuk menyuarakan aspirasi dan memberikan masukan konstruktif bagi calon gubernur masa depan mereka.
Prof. Nelson Pomalingo pun mengakui kehebatan mahasiswa dalam mempertanyakan isu-isu kritis. Menurutnya, pertanyaan dari mahasiswa mencerminkan kondisi masyarakat saat ini, sehingga membantu dirinya untuk lebih memahami persoalan yang dihadapi Gorontalo.
“Saya sangat mengapresiasi sikap kritis mahasiswa yang lahir dari pertanyaan-pertanyaan mereka. Saya bangga dengan kegiatan ini,” ujar Prof. Nelson.
Prof. Nelson menambahkan bahwa ia bukanlah sosok yang anti terhadap kritik, terutama karena dirinya juga berasal dari lingkungan kampus.
“Saya dua kali menjabat sebagai rektor di dua perguruan tinggi. Saya memahami sikap kritis mahasiswa. Tinggal bagaimana kita mengarahkan dan menjawab dengan data dan fakta yang ada,” jelas Nelson.
Dengan pemahaman dan pengalaman yang luas di dunia akademik, Prof. Nelson meyakini bahwa kritik yang dibangun secara konstruktif adalah kunci untuk membangun masa depan Gorontalo yang lebih baik. Melalui forum ini, Prof. Nelson berhasil menunjukkan kesiapannya untuk menerima kritik demi kemajuan daerah.