Kontras.id, (Gorontalo) – Pihak sekolah di Gorontalo akhirnya menunda rencana mereka untuk mengeluarkan siswi yang menjadi korban pelecehan oleh seorang guru.
Keputusan ini diambil setelah munculnya kritik dari berbagai pihak yang menilai langkah tersebut tidak sensitif dan berpotensi memperburuk kondisi psikologis korban.
Kepala sekolah, RM, dalam keterangannya kepada Kontras.id pada Minggu (29/09/2024), menegaskan bahwa pihak sekolah belum membuat keputusan untuk mengeluarkan korban dari institusi tersebut.
“(Kami) belum (mengeluarkan siswi tersebut),” ujar RM dengan singkat, ketika ditanya oleh awak media melalui pesan whatsapp.
Baca Juga: DPRD Kabupaten Gorontalo Desak Sekolah Lindungi Siswa Korban Asusila
Sebelumnya, sekolah sempat berencana mengeluarkan siswi itu karena dinilai melanggar peraturan sekolah. Namun, keputusan ini menuai kritik, terutama terkait potensi dampak negatif terhadap kondisi psikologis korban.
Salah satu kritikan datang dari Anggota DPRD Kabupaten Gorontalo, Arifin Kilo, yang mendesak pihak sekolah agar tetap menerima dan memberikan perlindungan kepada siswi tersebut.
Baca Juga: Pemkab Gorontalo Siapkan Pendampingan Psikologis untuk Anak Korban Kasus Video Viral
Baca Juga: Video Mesum Viral, Seorang Guru di Gorontalo Jadi Tersangka Dugaan Pelecehan Anak
Arifin mengatakan bahwa korban adalah anak di bawah umur yang memerlukan dukungan penuh, baik dari segi pendidikan maupun psikologis, terutama karena pelaku merupakan guru yang seharusnya menjadi panutan di lingkungan sekolah.
“Siswa yang menjadi korban dikabarkan masih di bawah umur, dan sangat membutuhkan dukungan, baik dari segi pendidikan maupun psikologis,” ujar Arifin kepada Kontras.id pada Jumat 27 September 2024.
“Kami berharap pihak sekolah serta instansi terkait memberikan perhatian khusus untuk memastikan keadilan dan perlindungan bagi korban,” tandas Arifin.