Kontras.id, (Gorontalo) – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Gorontalo tengah memberikan perhatian khusus kepada seorang anak yang menjadi korban kasus pelecehan oleh oknum guru yang video mesumnya viral di media sosial (Medsos).
Kepala Dinas PPPA Kabupaten Gorontalo, Zascamelya Uno mengungkapkan bahwa anak tersebut mengalami trauma akibat tekanan yang dihadapi setelah kasusnya menjadi konsumsi publik.
Zascamelya menjelaskan bahwa saat ini mereka fokus untuk terus melakukan pendampingan kepada korban, termasuk dalam hal pemulihan psikologis.
“Kami akan terus mendampingi anak ini karena jelas ia mengalami trauma. Setelah pemeriksaan, kami akan melakukan assessment dengan psikolog untuk menenangkan dan memulihkan kembali kondisi psikologisnya,” ungkap Zascamelya pada konferensi pers tentang kasus dugaan pelecehan anak di ruangan konferensi pers Polres Gorontalo, Rabu 25/09/2024.
Baca Juga: Video Mesum Viral, Seorang Guru di Gorontalo Jadi Tersangka Dugaan Pelecehan Anak
Selain itu, Zascamelya menekankan bahwa meskipun anak tersebut menghadapi masalah berat, hak-haknya sebagai anak tetap harus dijaga terutama dalam hal pendidikan.
“Kami akan berkoordinasi dengan pihak sekolah agar anak ini tetap bisa melanjutkan pendidikannya. Kami tidak ingin kasus ini menghalangi dia mendapatkan ijazahnya, terutama karena dia sudah berada di kelas 12. Itu hak anak yang dilindungi oleh undang-undang, apapun kondisinya,” kata Zascamelya.
Di samping fokus pada pemulihan kondisi anak, Zascamelya juga menghimbau kepada masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam melindungi hak anak tersebut, khususnya terkait dengan penyebaran video yang dapat memperburuk keadaan.
“Kami menghimbau kepada masyarakat, termasuk teman-teman wartawan yang dekat dengan publik untuk mengajak seluruh warga Gorontalo, bahkan seluruh Indonesia agar menghapus video tersebut,” ucap Zascamelya.
“Ini adalah bagian dari upaya melindungi psikologi anak. Bayangkan jika hal ini terjadi pada anak kita di rumah, bagaimana perasaan kita sebagai orang tua?” tegas Zascamelya.
Zascamelya mengingatkan bahwa pentingnya menjaga privasi dan psikologi anak selalu korban.
“Kami mohon kesadaran masyarakat agar tidak lagi menyebarkan video tersebut, demi melindungi hak dan psikologi anak ini.” tandas Zascamelya.