Komtras.id, (Gorontalo) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Provinsi Gorontalo menyoroti kerusakan hutan yang diduga dilakukan oleh dua perusahaan kayu yang ada di Gorontalo Utara.
Koordinator BEM Provinsi Gorontalo Man’ut M. Ishak menyampaikan bahwa sesuai laporan yang dirilis oleh Forest Watch Indonesia (FWI) hutan di Gorontalo Utara telah hilang 5.583,2 hektare kurun waktu enam tahun terakhir.
“Berdasarkan data tersebut, FWI mengungkapkan bahwa PT Gorontalo Citra Lestari (GCL) diduga telah melakukan deforestasi seluas 3.418,77 hektare sejak tahun 2017 hingga 2023. Sementara, PT Gema Nusantara Jaya (GNJ) tercatat diduga telah merusak hutan seluas 2.164,43 hektare pada periode yang sama,” kata Man’ut kepada Kontras.id, Minggu 15/09/2024.
Man’ut menjelaskan bahwa secara keseluruhan ke dua perusahaan yang diketahui merupakan pemasok kayu ke PT Mitra Cipta Permata (MCP) dan PT Gorontalo Panel Lestari (GPL) ini diduga telah menyebabkan hilangnya 5.583,2 hektare hutan di Gorontalo Utara.
“Artinya, jika dirata-ratakan setiap tahun maka sekitar 930 hektare hutan hilang atau hampir mencapai 1.000 hektare per tahun. Sehingga kami mengecam keras deforestasi yang ada di Gorontalo Utara. Bisa dipastikan masyarakat disekitarnya menderita akibat aktivitas perusahaan tersebut,” jelas Man’ut.
Baca Juga: Dugaan Ekspor Wood Pellet Ilegal di Pohuwato Viral, BEM Warning Pemda Gorontalo Utara
Menurut Man’ut, tindakan PT GCL dan PT GNJ tidak hanya menghancurkan ekosistem yang sangat penting bagi daerah tersebut. Tetapi juga mengancam langsung kelangsungan hidup para petani lokal.
“Perusahaan-perusahaan ini meraup keuntungan besar dari merusak hutan Gorontalo Utara. Ratusan petani kehilangan mata pencaharian, bahkan terpaksa merantau untuk mencari sumber kehidupan lain,” kata Man’ut.
Man’ut menegaskan bahwa deforestasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga menghancurkan struktur sosial-ekonomi Gorontalo Utara.
“Acuannya sektor pertanian, akibat deforestasi hutan ini tidak hanya menghilangkan sumber penghasilan bagi ribuan keluarga, tetapi juga mengikis harapan generasi muda. Petani kehilangan lahan. Anak-anak mereka kehilangan kesempatan untuk meraih pendidikan dan masa depan yang lebih baik. Ini bukan hanya masalah lingkungan, ini masalah masa depan generasi kita,” tegas Man’ut.
“Pemerintah tidak boleh lagi berpihak pada perusahaan yang hanya mengejar keuntungan sementara rakyat di sekitarnya menderita. Kami mahasiswa memastikan bahwa mahasiswa tidak akan tinggal diam terkait persoalan ini,” sambung Man’ut.
Man’ut mengaku sudah mengantongi data terkait aktivitas sejumlah perusahaan wood pellet di Gorontalo Utara. Man’ut mengatakan bahwa BEM Provinsi Gorontalo akan menggalang solidaritas dari kalangan mahasiswa maupun aktivis lainnya untuk memperjuangkan kelestarian lingkungan di Gorontalo Utara.
“Kami pikir, dengan deforestasi seluas ini, tidak ada waktu untuk berdiam diri. Kita lihat bagaimana nanti, jika pemerintah dan perusahaan terus berpaling dari persoalan ini, jiwa para aktivis mana yang tidak terpanggil,” tandas Man’ut.