Kontras.id, (Jateng) – Mewabahnya Penyakit Mulu dan Kuku (PMK) berpengaruh pada penjualan hewan ternak seperti kerbau dan sapi di pasar Hewan Banjar Anyar, Randu Dongkal, Pemalang, Jawa Tengah.
Kepala Pasar Hewan setempat Suyitno mengatakan, kekhawatiran masyarakat terkait wabah PMK memang ada sehingga berdampak pada penjualan hewan yang menurun.
“Berkaitan dengan kabar mewabahnya PMK menimbulkan kekhawatiran masyarakat, sehingga penjualan hewan seperti sapi dan kerbau alami penurunan penjualan,” kata Suyitno, Minggu 03/07/2022.
Suyitno menyampaikan, sehat atau tidak tidaknya hewan ternak yang diperjualbelikan di pasar tersebut bukan kapasitasnya untuk menjawab.
“Kami di sini hanya sebagai tempat transaksi. Harga hewan ternak disini bervariatif, mengikuti besar kecil dan bobot hewan yang akan di jual,” ujar Suyitno.
“Harga berkisar antara 5, 7, 17 sampai 25 juta , bahkan ada jenis limosin harga sampai 40 juta dengan bobot antara 1 sampai 1,5 kwintal. Khusus jenis limosin, bisa berbobot sampai 4 kwintal,” sambung Suyitno.
Sementara penjual hewan ternak asal Moga, Marsono mengakui, jika penjualan hewan ternak menjelang Idul Adha 10 Juli mendatang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Begitu juga yang disampaikan Abdul. Ia mengaku, penjualan tahun ini agak sepi pembeli.
“Agak sepi mas, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya,” tandas Abdul.
Pasar Hewan Banjar Anyar kecamatan Randu Dongkal, Pemalang berdiri pada tahun 1990. Dengan lokasi yang luas serta berada di pinggir jalan, menjadikan pasar yang buka setiap hari Minggu ini ramai dikunjungi. Penjual didominasi dari luar kota, seperti Purbalingga , Purwokerto, Brebes, Pekalongan, Batang, dan Kendal. Pasar hewan ini merupakan pasar terbesar di Provinsi Jawa Tengah.
Penulis : Ragil Surono