Example floating
Example floating
BisnisDaerahPeristiwa

Merasa Dirugikan, 16 Karyawan Ground Handling Maskapai Garuda Gorontalo Mundur

×

Merasa Dirugikan, 16 Karyawan Ground Handling Maskapai Garuda Gorontalo Mundur

Sebarkan artikel ini
Karyawan Maskapai Garuda Gorontalo
Foto : Belasan karyawan PT Langgang Buana Perkasa Bandara Jalaludin Gorontalo, usai memundurkan diri, Kamis (07/11),(foto Rollink/Kontras.id).

Kontras.id (Gorontalo) – Merasa tidak ada kepastian atas nasib mereka, 16 karyawan PT Langgang Buana Perkasa, ground handling Bandara Jalaludin Gorontalo memundurkan diri, Sabtu 07/11/2020.

Belasan karyawan ini terdiri dari divisi cek in counter, boarding gate, Lost and found dan Ramp handling maskapai Garuda.

Maryam C. Tinaweng, salah satu karyawan yang ikut mundur kepada Kontras.id mengatakan, mereka merasa dirugikan oleh peraturan yang diterapkan pihak perusahan.

“Kita dari perusahan lama (PT Koperdjal Angkasa) dialihkan ke perusahan baru (PT Langgang Buana Perkasa). Nah di perusahan yang baru ini kita diberikan status karyawan traning dengan gaji yang sangat minim. Upah traning 1 juta rupiah per 30 hari kerja, sementara kita hanya diberi jatah kerja 15 hari,” terang Maryam.

“Kami merasa upah traning yang diberikan oleh pihak perusahan sangat merugikan kami, padahal kita sudah memberikan prestasi yang terbaik, peringkat dua Ground Handling dunia,” sambung Maryam.

Maryam menuturkan, apa yang diterapkan oleh pihak perusahaan yang baru berbeda dengan perusahaan lama tempat mereka bekerja. Perusahan lama kontrak mereka di bayar per landing.

“Belum lagi ada kualifikasi aturan umur, 25 tahun keatas tidak akan digunakan. Tapi kata pimpinan mungkin ada kebijakan disini, namun itu hanya mungkin, kami merasa tidak ada kepastian dari perusahan,” tutur Maryam.

Ditambah lagi kata Maryam, pesangon mereka di perusahaan yang lama  tidak ada kepastian. Padahal diakuinya mereka bekerja di perusahan tersebut sudah berlangsung tujuh hingga sembilan tahun lamanya.

“Saya sendiri sudah 8 tahun kerja. Di perusahan yang baru ini kami terlunta-lunta, upah kami saja sudah sebulan lebih kerja belum belum dibayar dan tak tau dibayar berapa?” keluh Maryam.

Menurut Maryam, walau hanya prestasi yang telah meraka torehkan selama ini dijadikan pertimbangan oleh pihak perusahaan untuk nasib mereka.

“Tadi sudah mediasi dengan perusahan dan pihak maskapai Garuda, namun tidak menemukan titik temu. Mereka hanya minta kita untuk kerja dulu, tidak ada kepastian. Jadi kami memilih mundur saja,” pungkas Maryam.

“Oke lah sudah di coba sebulan, tapi sampai dengan sekarang kita mau di coba lagi sampai desember? Jelas kita tidak mau lah dijadikan karyawan training dengan status gaji terbagi dua,” sambung Maryam.

Maryam menyampaikan, selain permasalah yang di atas mereka juga merasa resah dengan keluhan pihak perusahaan yang merasa kuota karyawan saat ini sudah terlalu banyak.

“Selain gaji, kekhawatiran pegawai lama menurut perusahaan, karyawan yang ada telah melebihi kuota karyawan. Sementara disisi lain mereka mambawa karyawan baru, kalau tidak salah sebanyak delapan orang, bagaimana ini? Nggak masuk akal,” pungkas Maryam.

Hingga berita terbit, awak media ini masih berusaha mendapatkan tanggapan dari pihak PT PT Langgang Buana Perkasa, PT Koperdjal Angkasa dan pihak Maskapai Garuda.

Penulis : Rollink Djafar
Editor : Anas Bau

Share :  
Example 120x600