Example floating
Example floating
DaerahHeadline

Proyek Jalan Desa di Dungaliyo Dituding Asal Jadi, Aktivis Soroti Dugaan Penyimpangan

×

Proyek Jalan Desa di Dungaliyo Dituding Asal Jadi, Aktivis Soroti Dugaan Penyimpangan

Sebarkan artikel ini
Andi Taufik
Aktivis Gorontalo, Andi Taufik,(foto Istimewa).

Kontras.id, (Gorontalo) – Proyek peningkatan jalan di Dusun Topungo, Desa Pilolalenga, Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo mendapat sorotan dari Aktivis, Andi Taufik.

Andi mengkritisi soal pelaksanaan proyek yang didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Gorontalo tahun anggaran 2024.

Menurut Andi, proyek tersebut dikerjakan dengan asal-asalan dan tidak sesuai spesifikasi yang ditetapkan.

Andi mengungkapkan bahwa pekerjaan jalan yang belum lama selesai ini sudah mengalami kerusakan.

“Baru beberapa waktu selesai dikerjakan, jalannya sudah rusak lagi. Selain itu, pekerjaan ini juga tidak sesuai dengan spesifikasi perencanaan,” ujar Andi dalam keterangannya kepada Kontras.id, Selasa 15/10/2024.

Andi menjelaskan bahwa setelah melakukan pengecekan di lapangan, pihaknya menemukan adanya dugaan pengurangan tebal beton.

“Seharusnya tebal beton 15 cm, tapi yang saya temukan hanya 12 cm. Ini jelas tidak sesuai standar,” ungkap Andi.

Tak hanya itu, Andi juga menyoroti kesalahan dalam papan proyek. Ia mengatakan bahwa lokasi proyek yang tertera di papan tidak sesuai dengan titik pengerjaan di lapangan.

“Seharusnya proyek ini berada di Kecamatan Dungaliyo, tapi di papan proyek tertulis Kecamatan Bongomeme. Ini adalah kesalahan fatal,” tambah Andi.

Lebih lanjut, Andi mengungkapkan bahwa jalan yang baru selesai dikerjakan tersebut sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan.

“Baru seminggu digunakan oleh masyarakat, jalan ini sudah mulai bergeser dan retak-retak. Kondisi ini sangat mengecewakan,” tutur Andi.

Proyek dengan total anggaran sekitar Rp. 199 juta ini sebelumnya sudah mendapat penolakan dari warga setempat. Salah satu alasan utama penolakan adalah karena jalan tersebut sering dilalui oleh kendaraan berat seperti truk berukuran besar.

“Warga sebenarnya sudah menolak proyek ini sejak awal. Mereka khawatir karena kendaraan berat sering melewati jalan tersebut, sementara aksesnya sempit,” jelas Andi.

Andi menilai, dengan kondisi jalan yang sempit dan tidak sesuai standar, akan sangat sulit bagi kendaraan lain untuk melintas dengan nyaman dan aman. Ia pun meminta agar pihak terkait segera turun tangan dan memperbaiki kekeliruan ini.

Hingga berita ini diturunkan, Kontras.id masih berupaya meminta tanggapan pihak dinas terkait atas kritik yang disampaikan oleh Andi Taufik.

Share :  
Example 120x600