Kontras.id, (Gorontalo) – SMA Negeri 1 Tibawa Gorontalo mengeluarkan surat pemberitahuan kepada orang tua siswa. Surat dengan kop Komite SMA Negeri 1 Tibawa itu berisi rincian iuran yang harus dibayar oleh seluruh siswa.
Dilansir dari isi surat tersebut, iuran yang dibebankan kepada para siswa antar lain, kain krawang satu set Rp 175 ribu, kaos olahraga sau set Rp 140 ribu, atribut OSIS dua lembar Rp 9.000, best sekolah dua lembar Rp 15 ribu, merah putih dua lembar Rp 6.000, papan nama dua lembar Rp 9.000, bets kelas dua lembar Rp 15 ribu, topi satu buah Rp 30 ribu dan satu buah dasi Rp 20 ribu.
Selain itu ada juga iuran atribut PMR (Palang Merah Remaja) satu set Rp 35 ribu, slayer PMR+cincin satu set Rp 30 ribu, kacu pramuka+cincin satu set Rp 30 ribu, kartu siswa satu set Rp 35 ribu dan pas foto satu set Rp 35 ribu.
Tak hanya itu, siswa juga dibebankan iuran tes psikologi sebesar Rp 168 ribu, sampul raport Rp 86 ribu, perlengkapan kelas satu set Rp 25 ribu dan iuran bantuan (pembangunan) musholah Rp 30 ribu. Tidak sampai di situ, siswa juga dibebankan biaya honor guru sebesar Rp 144 ribu dengan jumlah siswa 1.250 orang.
Jika dihitung secara keseluruhan, iuran yang nantinya akan ditanggung oleh orang siswa sebesar Rp 1.037.000.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tibawa, Ahmad Sudir Umar saat dihubungi via pesan whatsapp meminta awak media untuk menghubungi komite sekolah.
“Izin saya kirim nomor hp (handphone) pak komite sekolah,” ucap Sudir, Rabu 31 Juli 2024.
Ditanya apakah iuran tersebut telah melalui rapat komite?”Ya pak betul sekali,” sambung Sudir.
Sudir menjelaskan bahwa biaya honor guru sebesar Rp 144 ribu terpaksa dilakukan untuk membiayai para guru honor yang baru diangkat oleh pihak sekolah. Kata dia, gaji guru honorer tersebut tidak bisa dibebankan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Siswa kami berjumlah 1.250 orang, sementara guru pengajar sedikit. Kami ingin mengangkat guru honor terkendali oleh aturan bahwa gaji mereka tidak bisa dibebankan di dana BOS. Karena kami takut TGR (tuntutan ganti rugi), maka kebutuhan guru tersebut kami sampaikan ke komite sekolah dan disepakati biaya honor guru sebesar Rp 144 ribu itu,” jelas Sudir, Kamis 1 Agustus 2024.
Terpisah, Ketua Komite SMA Negeri Tibawa, Yunus Hununggio saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa pembebanan iuran kepada orang tua siswa tersebut berdasarkan keputusan di rapat komite.
“Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pihak sekolah antara lain kekurangan guru. Jadi kami selalu ketua komite sebagai fasilitator menginisiasi mewujudkan dalam bentuk sumbangan,” jelas Yunus via telepon, Selasa 06/08/2024.
“Tapi kami mempertimbangkan bahwa bagi yang tidak mampu, tidak kami mintakan, dalam artian silahkan melapor dan kami tidak mintakan sumbangan sama sekali. Namun ada juga yang menyumbang lebih, sehingga jadi subsidi silang,” sambung Yunus.
Yunus mengungkapkan bahwa sumbangan tersebut berlaku untuk seluruh siswa. Sisa dari sumbangan siswa, kata Yunus, diperuntukkan pembangunan masjid.
“Untuk biaya tes psikologi diinisiasi oleh pihak sekolah yang telah bekerja sama dengan perguruan tinggi, dan itu sudah dilakukan oleh pihak sekolah, tapi itu pun tidak mengikat,” tandas Yunus.
Penulis Thoger