Kontras.id, (Gorontalo) – Ketua Perkumpulan Aparatur Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Kabupaten Gorontalo Wowiling Habibula dengan tegas mengatakan sudah tidak percaya terhadapa Bank SulutGo sebagai bank penyalur Dana Desa.
Menurut Wowiling, ada beberapa komitmen yang tidak bisa dipertanggung jawabkan oleh Bank SulutGo selama beberapa tahun terakhir.
“Sosialisasi awal bahwa pihak BSG akan menyediakan loket khusus untuk pelayanan transaksi Dana Desa tanpa harus melalui nomor antrian, namun hingga saat ini BSG tidak menyediaan hal yang dijanjikan sebelumnya,” ungkap Wowiling, Selasa 29/11/2022.
Bahkan BSG tidak memberikan kebijakan pada setiap desa yang melakukan pencairan dana desa walaupun seluruh dokumennya sudah lengkap.
“Bahkan bendahara telah meminta kepada pihak bank untuk melakukan konfirmasi terhadap kepala desa melalui Media Seluler (Vidio Call), namun hal tersebut tidak berlaku, dan pihak bank tetap meminta kehadiran kepala desa,” jelas Wowiling.
“Lebih parahnya, setelah berjam-jam mengikuti antrian disaat tiba nomor antrian pihak teller menyampaikan bahwa ketersediaan uang di bank telah habis dan hal ini telah banyak dialami oleh kepada desa dan bendahara desa,” lanjutnya.
Adapun pengakuan desa-desa di Kabupaten Gorontalo hingga saat ini tidak pernah mendapatkan manfaat dan kompensasi atas kerjasama yang sudah dilakukan dalam rangka mendukung berbagai kegiatan di tingkat desa bersama BSG.
“Olehnya kami meminta dengan kepada Bupati Gorontalo untuk dapat mengganti Bank Penyalur Dana Desa di Kabupaten Gorontalo dari Bank Sulutgo (BSG) Ke Bank lainnya yang ada di wilayah Kabupaten Gorontalo, yang memiliki fasilitas hingga ke tingkat kecamatan.” Pinta Wowiling.
Sebelumnya pada tanggal 28/11/2022 kemarin, Asosiasi BPD dan Asosiasi Pemerintahan Desa Se-Kabupaten Gorontalo telah melayangkan petisi bersepakat untuk menolak Bank BSG sebagai Bank Penyalur Dana Desa.
Penulis Khalid Moomin
