Example floating
Example floating
DaerahKriminalPeristiwa

Dianggap Kerasukan Genderuwo, Bocah 7 Tahun Dibunuh Orang Tuanya

×

Dianggap Kerasukan Genderuwo, Bocah 7 Tahun Dibunuh Orang Tuanya

Sebarkan artikel ini
Mapolres Temanggung
Foto : Suasana konferensi press oleh jajaran Mapolres Temanggung, Jateng,(foto Istimewa).

Kontras.id, (Jateng) – Dianggap kerasukan genderuwo. seorang bocah dengan isial A (7) di Temanggung, Jawa Tengah, diduga tewas dibunuh oleh M (43) dan S (39) yang tak lain orangtuanya sendiri .

Pembunuhan terhadap bocah ini diketahui setelah jasad korban ditemukan kakek dan keluarganya tergelatak di kamar tidurnya usai 4 bulan tak dikebumikan oleh para pelaku.

“Keluarga terkejut saat mendapati korban dalam kondisi tergeletak dan sudah meninggal dunia di atas dipan kasur. Kakek korban bersama perangkat desa setempat kemudian melapor ke Polsek Bejen, Minggu (16/5/2021) malam,” jelas Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Temanggung, Jawa Tengah, AKP Setyo Hermawan, seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis 20/05/2021.

Setyo menyampaikan, terungkapnya kasus tersebut berawal dari kecurigaan pihak keluarga ibu korban saat Idul Fitri 1442 Hijriah. Keluarga ibu korban menanyakan keberadaan korban yang sudah lama tak pernah dilihatnya. Oleh kedua orang tua korban mengatakan bahwa korban berada di rumah kakeknya Sutarno, di Desa Congkrang, Desa Bejen, Kecamatan Bejen.

“Keluarga ibu korban pun mendatangi rumah kakek korban, tapi tidak berhasil menemui korban,” tutur Setyo.

Kata Setyo, keluarga ibu korban dan kakek korban pun mulai merasa curiga lalu menanyakan kembali kepada ayah korban dan akhirnya menemukan jasad korban tergeletak di ranjang kamar tidurnya.

“Ibu dan bapak korban mengaku merasa kewalahan atas kenakalan korban dan kemudian menemui dukun berinisial H dan asistennya B. Oleh H dan B mengatakan bahwa korban sedang kerasukan genderuwo sehingga beperilakunya nakal,” terang Setyo.

“Untuk menghilangkan sifat nakal tersebut, orang tua korban diminta agar menenggelamkan kepala korban ke bak air. Kejadian itu tepatnya awal Januari 2021, korban ditenggelamkan di bak mandi sampai akhirnya tewas,” sambung Setyo.

Setyo mengatakan, setelah mengetahui korban sudah tewas para pelaku tidak mengubur jasad korban dan malah dibaringkan di dalam kamar selama empat bulan, dengan harapan korban akan hidup kembali. Para pelaku saling bergantian untuk membersihkan mayat sang anak.

“Kondisi mayat ditemukan dalam keadaan kering, tinggal kulit dan tulang. Kami berhasil mengamankan barang bukti berupa karpet plastik, kain putih, beberapa botol pengharum ruangan, tisu, cotton bud, kamper, keranjang sampah, baju korbanhingga ponsel para tersangka yang diduga menjadi media komunikasi rencana penganiayaan tersebut,” tandas Setyo.

Sumber : Kompas.com
Share :  
Example 120x600