Kontras.id (Gorut) – Aktivis Gorontalo Utara, Alfian Buyunggadang pertanyakan pekerjaan tambatan perahun Desa Dudepo, Kecamatan Anggrek yang hingga saat ini belum selesai.
Lafian mengatkan, tambatan perahu Desa Dudepo dikerjakan sejak tahun 2019 hingga 2020, dengan total anggaran 2 miliyar lebih.
“Informasi dari masyarakat bahwa pekerjaan bangunan tambatan perahu belum selesai, saat kami korscek ternyata benar. Padahal sudah dikerjakan sejak 2019 kemarin,” kata Lafian kepada media ini, Selasa 22/09/2020.
Pria yang sering disapa Ayi ini menduga, pembangunan tambatan tersebut bermasalah sehingga patut di pertanyakan. Pasalnya kata Ayi, jika melihat kondisi bangunan, dari tiang pancung sudah mulai lapuk.
“Bukan hanya masalah pekerjaaan yang makrak, kami juga mempertanyakan terkait kajian izin lingkungan. Karena bangunan tambatan perahu ini di duga mempengaruhi ekosistem laut,” pungkas Ayi.
Dirempat terpisah Kepala Dinas Perhubungan Gorut, Nasution Jou mengaku, pekerjaan pembangunan tambatan perahu tersebut sudah mencapai 87 persen.
“Jadi dana yang belum cair masih sekitaran 600 juta, dan itu pekerjaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPAL) yang tidak selesai di 2019 terus dilanjutkan 2020,” terang Kadis.
“Dari tahun 2020 itu mereka baru saja kerja, tapi terganggu oleh Covid-19. Kita tidak akan berani bayar kalau pekerjaan belum selesai. Jadi sudah tidak ada sistem termin kalau pekerjaan DPAL, nanti sudah 100 persen baru dibayarkan,” pungkas Nasution.
Penulis : M. Agus Lamatenggo
Redaktur : Bang Thoger