Kontras.id, (Gorontalo) – Penggilingan padi moderen atau rice milling unit (RMU) yang bersumber dari aspirasi Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel di Kelurahan Kayumerah, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo terbengkalai.
Terinformasi, program yang diperuntukan buat kelompok tani tersebut tidak bisa beroperasi karena ada pihak-pihak yang diduga bermain.
Ketua Kelompok Tani Tekad Makmur, Piter Ahmad (51) ketika ditemui awak media membenarkan jika penggilingan tersebut tidak beroperasi.
“Hanya saat peresmian mesin ini digunakan pak, saat itu ada pak rachmat gobel juga menyaksikan. Namun setelah itu tidak pernah digunakan lagi, karena masih ada pembicaraan yang belum selesai,” ungkap Piter, Rabu 21/09/2022.
“Yang kami tau gilingan ini milik kami kelompok tani, tapi ternyata tidak pak. Bahkan kami hanya memegang kunci gudang yang salah,” sambung Piter.
Piter mengaku, dari awal sampai dengan saat ini dirinya dan anggota kelompok lainnya tidak pernah dilibatkan pada pembangunan gilingan yang menelan anggarang sebesar 180 juta tersebut.
“Kelompok kami ini hanya dipakai oleh pak Mulad, bahkan buku rekening saja tidak di kami. Seingat saya sudah tiga kali kemi pergi ke bank untuk melakukan penarikan dana, namun hanya tanda tangan kami yang diambil, setelah itu kami disuruh pulang oleh pak mulad. Setau saya pencairan pertama Rp 100 juta, ke dua Rp 50 juta yang terakhir sisanya Rp 30 juta, uang saja saya tidak pernah kami lihat,” imbuh Piter.
Hal senada juga disampaikan Roni Zakaria (53), selaku Bendahara Kelompok Tani Tekad Makmur. Ia mengungkapkan, dirinya dan teman-temannya tidak mengetahui Rencana Anggaran Belanja (RAB) pembangunan gilingan padi tersebut. Mereka hanya mengetahui, bahwa seluruh bahan pembangunan diambil dari sekertaris kelompok.
“Setau saya pak, awal pekerjaan sampai dengan selesai Pak Mulad meminjam material pembanguan kepada pemilik lokasi. Mulai dari pasir, kerikil, semen dan lain-lain. Pada saat pencairan di Bank, pak Mulad tidak pernah menyelesaikan pinjaman tersebut. Saya dan teman-teman lain juga tidak tau uang yang 180 juta ini kemana,” ujar Roni.
“Setelah peresmian awal tahun 2022 sampai dengan hari ini tidak ada aktifitas. Di sini ini ada dua gilingan padi, dan pak Mulad sering datang setiap ada aktifitas di gilingan yang satu ini. Dia datang cuman ba foto-foto. Yang kami takutkan foto ini dilaporkan bahwa ada aktifitas di mesin penggilingan padi yang dibangun menggunakan anggaran APBN,” tandas Roni.
Di tempat terpisah, Mulad Henga saat di konfirmasi mengatakan, bahwa benar dirinya adalah anggota partai Nasdem Kabupaten Gorontalo dan hubungan kepartaian yang bisa membawa program ini sampai di Kabupaten Gorontalo.
“Iya benar saya, anggota partai Nasdem, dan bantuan gilingan ini salah satu hubungan saya dengan pusat,” ungkap Mulad, Kamis 22/09/2022.
Mulad mengaku, bahwa uang dari pencairan anggaran tidak pernah diberikan ke kelompok tani.
“Ya benar, saya tidak pernah memberikan uang itu ke kelompok tani, baik itu pencairan pertama, kedua dan ketiga.” ucap Mulad.
Penulis Khalid Moomin