Kontras.id, (Gorontalo) – Meski PDAM Tirta Limutu Kabupaten Gorontalo disomasi oleh pihak Induk Koperasi Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (INKOP PAMSI) karena berhutang sebesar Rp 416 juta, tidak mempengaruhi besaran biaya perjalanan dinas (Perdis) direkturnya Rivon Hiola.
Biaya Perdis Rivon Hiola sejak 2020 hingga 2021, kurang lebih sebesar Rp 800 juta. Hal ini diungkapkan oleh Anggota DPRD Kabupaten Gorontalo dari Fraksi Golkar, Iskandar Mangopa pada rapat dengar pendapat (RDP) Komisi Gabungan bersama jajaran pimpinan PDAM Tirta Limutu di ruang rapat Paripurna DPRD, Kamis 19/05/2022.
Iskandar mengaku heran, pasalnya dilain pihak PDAM tengah dikejar karena hutang, tapi direkturnya mampu menghabiskan uang sebanyak Rp 800 juta hanya untuk Perdis keluar darah.
“Jika tidak keliru data yang ada sama saya biaya Perdis Direktur ini sangat luar biasa, sebesar kurang lebih Rp 800 juta sejak 2020 sampai tahun 2021. Padahal di tahun itu, kita masih dilanda oleh pandemi Covid-19,” ungkap Iskandar.
Iskandar mengatakan, biaya sebanyak itu dihabiskan oleh Perdis Direktur PDAM Tirta Limutu untuk keperluan perjalanan dinas ke beberapa daerah, seperti Bali, Jakarta, Bandung, Surabaya, Manado hingga ke Pohuwato.
“Yang jadi pertanyaan saya, ada keperluan apa Direktur PDAM mengunjungi daerah tersebut disaat kondisi seluruh daerah masih pandemi Covid-19,” tanya Iskandar.
Iskandar juga mempertanyakan biaya Perdis Direktur PDAM ke sekali perjalanan kesatu daerah mencapai Rp 23 juta. Iskandar kembali mengaku keheranan, sebab biaya bupati atau Ketua DPRD sekali perjalanan tidak sebanyak itu.
“Ini juga ada cacatnya, biaya perjalanan dinas satu kali berangkat Rp 23.900.000. Ini sangat luar biasa besaran biaya perjalanan dinas, sekali pergi,” cetus Iskandar.
“Sebenarnya apa yang dilakukan di Bali, apakah studi banding tentang pengelolaan air? Padahal sepengetahuan sayang, di Kota Bali itu kekurangan air,” sambung Iskandar.
Sementara Direktur PDAM Tirta Limutu Kabupaten Gorontalo, Rivon Hiola menegaskan, selama setahun biaya untuk Perdis hanya sebanyak Rp 90 juta.
“Setahu saya biaya perjalanan dinas saya dalam satu tahun itu hanya berkisar Rp 90 juta. Saat ke Bali itu, kebetulan menghadiri acara Bank Dunia,” terang Rivon.
“Saat ini kami PDAM sedang melobi dana hibah dari Bank Dunia. Saya selaku direktur, wajib bagi untuk mengikuti acara mereka dibeberapa daerah. Dan kegiatannya tidak bisa diwakilkan, harus saya langsung yang hadir,” tandas Rivon.
Penulis : Thoger