Kontras.id, (Gorontalo) – Vidio seorang karyawan PT Tri Jaya Tangguh Desa Motoduto Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo yang tersangkut pada mesin penghancur batok kelapa heboh di media sosial WhatsApp, Rabu 17/11/2021.
Dalam vidio yang berdurasi 33 detik tersebut, terlihat rekan-rekan korban sedang mengevakuasi lengan kiri korban yang tersangkut pada mesin penghancur. Terdengar suara seseorang memerintahkan temannya yang sedang membatu, untuk menjaga korban agar tetap tenang.
“Ipul, Ipul Ipul sadar. Wey wey so tidak sadar dia itu (korban sudah tidak sadarkan), kase sadar dia (sadarkan dia),” teriak seseorang dalam vidio itu.
Setelah ditelusuri media ini, korban adalah Saiful Mayang Warga Dusun Rombongan Desa Tolite Kecamatan Boliyohuto yang saat ini sudah tinggal di Desa Paris Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo. Korban merupakan karyawan bagian seler atau penghancur batok kelapa di PT. Tri Jaya Tangguh.
Sarifudin Mayang (26), rekan kerja yang juga adik korban menjelaskan, kejadian tersebut terjadi pada pukul 07:30 WITA. Saat itu korban bermaksud mengambil palu yang jatuh tepat di bawah mesin penghancur, namun tiba-tiba kaus tangannya tersangkut sehingga lengan kiri terbawa oleh mesin.
“Saat itu kami masih dalam tahap persiapan, belum bekerja. Kakak saya mau mengambil palu yang jatuh, tapi tiba-tiba alas tangannya tersangkut pada mesin,” jelas Sarifudin saat ditemui di depan ruang ICU Rumah Sakit (RS) MM Dunda Limboto.
“Akibat kejadian itu, kakak mengalami patah tulang dan luka robek pada lengan kiri. Lukanya dari dada, bahu kiri hingga ke bawah lengan. Parah itu luka robek, sebagian daging lengannya tersangkut pada mesin,” sambung Sarifudin.
Sarifudin mengatakan, sebelum dirujuk ke RS MM Dunda Limboto korban masih dilarikan ke klinik Yuliya Boliyohuto.
“Evaluasi lengan korban dari mesin itu memakan waktu kurang lebih satu jam. Setelah itu kakak saya dilarikan ke klinik Yuliya, kemudian dirujuk kesini (RS Dunda Limboto),” ucap karyawan bagian perer ini.
Sementara istri korban, Fatrawati Muuji (30) mengaku, dirinya mengetahui kejadian tersebut setelah dikabari oleh adik iparnya Sarifudin. Mendengar hal itu, ia langsung menuju ke RS Dunda untuk melihat keadaan suaminya.
“Saya mengetahuinya pada Pukul 08:00 WITA. Saya ditelpon oleh adik saya. Setelah mendapat kabar saya langsung mandi lalu menuju ke rumah sakit. Hingga saat ini suami saya belum sadar diri, mungkin pengaruh obat saat operasi,” terang Fatrawati.
Fatrawati menjelaskan, untuk biaya perawatan suaminya sementara masih ditanggulangi sendiri sembari menunggu biaya yang katanya akan ditanggung oleh pihak perusahaan.
“Sementara ini biayanya kami yang tanggung. Kata dokter pihak perusahaan sudah berpesan bahwa seluruh biaya akan ditanggung perusahaan. Suami saya juga ada kartu BPJS Ketenagakerjaan dari perusahaan,” tutur Fatrawati.
Terpisah, dokter spesialis tulang RS Dunda Limboto, dr. Irawan Huntoyungo yang menangani korban menjelaskan, korban mengalami patah tulang di tangan kiri bagian lengan atas dan lengan bawah.
“Karena banyak kerusakan jaringan maka luka robek itu belum bisa dijahit semua, kalau dijahit semua akan beresiko. Proses operasi kurang lebih empat jam, dari Pukul 16:00 hingga 20:00 WITA. Korban merupakan karyawan Tri Jaya Tangguh,” tandas Irawan.
Penulis : Thoger Editor : Anas Bau