Kontras.id, (Gorontalo) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Universitas Gorontalo (UG) mendesak Polres Gorontalo untuk segera menuntaskan kasus penganiayaan terhadap sejumlah aktivis mahasiswa yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Ketua BEM FH UG, Naviq Gobel menyampaikan bahwa pihaknya sangat kecewa atas lambannya penanganan aparat dalam menindaklanjuti laporan para korban. Ia pun meminta Polres Gorontalo bertindak cepat mengungkap siapa pelaku di balik aksi-aksi kekerasan tersebut.
“Kami mendesak Polres Gorontalo untuk segera mengungkap kasus pemukulan terhadap para aktivis,” tegas Naviq Gobel kepada Kontras.id, Sabtu 17/05/2025.
Tak berhenti di situ, Naviq juga mendesak Kapolres Gorontalo, AKBP Ki Ide Bagus Tri agar mencopot Kasat Reskrim Iptu Faisal Ariyoga A. Harianja. Menurutnya, Faisal tidak menunjukkan keseriusan dalam menangani kasus ini.
“Kami meminta Kapolres untuk mencopot Kasat Reskrim karena dinilai tidak serius dalam mengungkap kasus pemukulan terhadap aktivis,” ujar Naviq.
Baca Juga: Video Aktivis Gorontalo Dikeroyok Orang Tak Dikenal Beredar di Media Sosial
Ia menambahkan, dalam waktu dekat BEM FH Universitas Gorontalo bersama mahasiswa dari berbagai kampus akan menggelar unjuk rasa besar-besaran di depan Mapolres Gorontalo sebagai bentuk tekanan dan pengawalan terhadap proses hukum yang berlangsung.
“Saat ini kami sedang melakukan konsolidasi dengan sejumlah kampus di Gorontalo. Kami akan menggelar aksi di depan Polres untuk mengawal kasus kekerasan yang menimpa para aktivis mahasiswa beberapa waktu lalu,” kata Naviq.
Diketahui, serangkaian kekerasan kepada aktivis terjadi di Gorontalo, khususnya mereka yang kritis terhadap aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Para korban diserang oleh orang tak dikenal (OTK) di tempat dan waktu yang berbeda.
Pada 27 April 2025, Hidayat Musa, mantan Ketua Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID) Gorontalo, diserang oleh dua OTK di sekitar kawasan Polsek Kota Timur. Salah satu pelaku menendang kepalanya hingga helmnya pecah. Beruntung, Hidayat berhasil menyelamatkan diri.
Baca Juga: Koordinator BEM Nusantara Gorontalo Diserang 4 Orang Tak Dikenal, Upaya Pembungkaman Kritik?
Kemudian pada 5 Mei 2025, Amin Dj. Suleman, Ketua Gerakan Aktivis Milenial (GAM) dipukuli oleh empat pria bertopeng dengan balok kayu di tengah Jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR). Aksi itu sempat direkam warga dan viral di media sosial. Amin diketahui vokal menentang PETI dan penyelundupan batu hitam.
Tanggal 13 Mei 2025, Harun Alulu alias Oga, Koordinator BEM Nusantara Gorontalo juga menjadi korban penganiayaan. Ia dihajar menggunakan balok kayu oleh empat orang berpakaian hitam saat pulang ke tempat kosnya.
Serangan berlanjut pada 15 Mei 2025 pukul 03.00 WITA, ketika Syawal Hamjati, mantan Wakil Presiden Mahasiswa IAIN Gorontalo dikeroyok oleh sejumlah OTK saat melewati jalur sepi di kawasan GORR.
Meski keempat korban telah melaporkan kejadian tersebut, dan tiga di antaranya ditangani oleh Satreskrim Polres Gorontalo, hingga saat ini belum satu pun pelaku yang berhasil ditangkap. Kondisi ini memicu kekecewaan publik dan munculnya tekanan dari kalangan mahasiswa.
Baca Juga: Satu Lagi Aktivis Mahasiswa Gorontalo Penentang PETI Diserang Orang Tak Dikenal
BEM FH Universitas Gorontalo menegaskan akan terus mengawal kasus ini sampai tuntas, demi memastikan keadilan bagi para korban dan perlindungan terhadap kebebasan berpendapat di kalangan mahasiswa.