Kontras.id, (Gorontalo) – Ketua Ikatan Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Gorontalo, Jayusdi Rivai, mengajak seluruh santri dan alumni untuk memperbanyak doa dan zikir bagi para kiai dan pesantren di seluruh Indonesia yang tengah menghadapi ujian.
Hal ini Jayusdi sampaikan saat membuka kegiatan lomba pentas seni dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional 2025 di pelataran Menara Keagungan Limboto, Kecamatan Limboto pada Sabtu malam, 18/10/2025.
“Sebagai basis dari pesantren, kami ingin menyampaikan bahwa pada tanggal 21 malam nanti, saat kita akan melaksanakan zikir dan sholawat, marilah kita hanyut dan mengirimkan doa bersama,” ujar Jayusdi saat memberikan sambutan.
Ia menegaskan, beberapa waktu terakhir ini para kiai dan santri di sejumlah daerah mengalami berbagai cobaan dan perlakuan tidak pantas. Karena itu, momentum peringatan Hari Santri Nasional diharapkan menjadi ajang memperkuat solidaritas dan doa bersama.
“Belakangan ini para kiai dan santri di seluruh Indonesia sedang mengalami cobaan yang sangat luar biasa, bahkan mendapat pelecehan. Maka di kesempatan yang baik ini, mari kita isi Hari Santri dengan doa dan dzikir, memohon keselamatan bagi para kiai kita,” tegas pria yang juga Anggota DPRD Kabupaten Gorontalo ini.
Menurutnya, pesantren merupakan benteng terakhir dalam menjaga nilai-nilai moral dan keagamaan di Indonesia. Jayusdi menilai peran pesantren sudah ada jauh sebelum Republik Indonesia berdiri, dan menjadi bagian penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan.
“Pertahanan terakhir republik ini adalah pesantren. Para santri dan kiai adalah penjaga terakhir negeri ini. Pesantren sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka dan menjadi akar perjuangan bangsa,” ungkap Jayusdi.
Baca Juga: Sambut Hari Santri, IKA PMII Kabupaten Gorontalo Gelar Kegiatan Keagamaan
Jayusdi juga menyinggung pentingnya menjaga adab dan moral yang menjadi ciri khas pendidikan pesantren. Ia mengajak masyarakat untuk memahami pesantren secara utuh, bukan dari persepsi negatif pihak yang tidak mengenal dunia pondok.
“Pesantren mengajarkan kita tentang adab, menghormati kiai, dan menghargai ilmu. Kalau ingin tahu tentang pesantren, datanglah mondok. Kalau ingin tahu tentang kiai, datanglah kepada kiai,” ucap Jayusdi.
Ia mengatakan, nilai-nilai yang diajarkan di pesantren mencerminkan kemanusiaan dan moral luhur sebagaimana termaktub dalam Pancasila. Karena itu, Jayusdi mengajak seluruh masyarakat, terutama alumni PMII, untuk terus menggelorakan semangat menjaga marwah pesantren.
“Nilai-nilai keilmuan, adab, dan kemanusiaan yang ada di pesantren harus kita jaga. Dalam momentum Hari Santri Nasional 2025 ini, mari kita kobarkan semangat pesantren untuk Indonesia yang lebih baik dan lebih maju,” tandas Jayusdi.