Example floating
Example floating
AdvertorialDaerahLegislator

Polemik SPMB 2025: DPRD Provinsi Gorontalo Bentuk Tim Khusus

×

Polemik SPMB 2025: DPRD Provinsi Gorontalo Bentuk Tim Khusus

Sebarkan artikel ini
SPMB Gorontalo
Rapat kerja gabungan Komisi I dan Komisi IV DPRD bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Gorontalo,(foto: Alfarisi Ali/Kontras.id)

Kontras.id, (Gorontalo) – Kekisruhan terkait Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025 di Provinsi Gorontalo mencapai puncaknya, mendorong Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo untuk segera membentuk tim khusus.

Langkah ini diambil setelah rapat kerja gabungan antara Komisi I Bidang Hukum dan Pemerintahan serta Komisi IV Bidang Kerja dan IPTEK dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Gorontalo pada Jumat, 4 Juli 2025, di Aula Dulohupa DPRD Provinsi Gorontalo.

Pertemuan tersebut secara spesifik membahas keluhan masyarakat, terutama mengenai calon siswa yang tidak lulus di sekolah terdekat sesuai domisili mereka. Sekretaris Komisi IV, Moh. Abdul. Ghalieb Lahidjun, secara khusus menyoroti fenomena janggal ini.

“Ada beberapa siswa yang dekat dengan sekolah, justru tidak lulus di sekolah terdekat. Sehingga itu yang dibahas oleh Komisi IV dan Komisi I bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud),” ungkap Ghalieb.

Mengingat urgensi permasalahan ini, DPRD telah membentuk tim kecil. Tim ini terdiri dari pimpinan DPRD dan perwakilan dari Dinas Pendidikan.

“Rapat tadi karena pembicaraan strategis, maka dibentuk tim kecil terdiri dari pimpinan DPRD dan Dinas Pendidikan. Jadi hal-hal teknis berkaitan dengan masalah yang dihadapi berkaitan dengan sistem itu akan dibahas secara khusus,” ujarnya.

Selain pembentukan tim, Ghalieb juga memberikan beberapa saran konkret untuk perbaikan SPMB ke depan. Ia mengusulkan penambahan rombongan belajar (rombel) di sekolah-sekolah unggulan, seperti SMA 1 dan SMA 3.

Lebih lanjut, Ghalieb menyarankan percepatan pembangunan sekolah baru di wilayah Pabean, Pohe, dan sekitarnya.

“Kemudian tadi ada saran Pak Fikram, karena di wilayah Pabean, Pohe, dan sekitarnya itu juga domisilinya mestinya di SMA 1, dan ada beberapa yang malah tidak lulus di situ. Sehingga diminta supaya dibuatkan Sekolah SMA di wilayah itu, supaya tidak semua mau lulus di SMA 1, karena sudah terlalu besar itu zonasi di SMA 1,” pungkas Ghalieb.

Pembentukan tim kecil ini diharapkan dapat merumuskan solusi komprehensif dan teknis terkait permasalahan SPMB 2025, demi memastikan sistem penerimaan siswa yang lebih adil dan merata di Provinsi Gorontalo.

Share :  
Example 120x600