Kontras.id, (Gorontalo) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV Kabupaten Gorontalo B menyoroti kondisi Jembatan Merah Putih di Desa Buhu, Kecamatan Tibawa, yang rusak parah.
Dalam agenda reses masa persidangan ketiga tahun 2024-2025, pada Rabu (02/07/2025), para wakil rakyat menemukan bahwa jembatan vital ini memerlukan penanganan segera, bahkan dengan opsi pendanaan melalui skema khusus.
Ketua Tim Reses Dapil IV, Sun Biki, menjelaskan bahwa jembatan ini memiliki nilai historis yang kuat, sebagai hasil kolaborasi antara Komando Resor Militer (Korem) dan Pemerintah Provinsi Gorontalo yang didanai melalui APBD.
“Historisnya, jembatan ini dulu dibangun oleh Korem bersama Pemprov Gorontalo menggunakan anggaran APBD. Sekarang kami melihat secara fisik, kondisi lantai jembatan sudah rusak parah dan perlu segera diperbaiki,” ungkap Sun Biki, mengungkapkan keprihatinannya.
Mendesaknya kondisi jembatan mendorong Sun Biki untuk memaparkan beberapa opsi perbaikan cepat. Di antaranya adalah penggantian empat kubik papan lantai jembatan, peninggian ereksi jembatan agar lebih tahan terhadap banjir, serta perbaikan pada bagian oprit dan abutment.
“Ada beberapa pikiran, kalau kita ingin menempuh mekanisme cepat, cukup diganti papan sekitar empat kubik. Lalu dinaikkan ereksi jembatannya agar tidak ditabrak banjir, serta memperbaiki oprit dan abutmentnya,” jelasnya.
Terkait pendanaan, Sun Biki membuka beberapa kemungkinan. Salah satunya adalah melalui bantuan keuangan provinsi yang akan dikelola oleh pemerintah kabupaten, sebuah solusi yang dianggap saling menguntungkan.
Jika estimasi biaya perbaikan berkisar antara Rp100 juta hingga Rp200 juta, opsi melalui pokok pikiran (pokir) anggota DPRD juga dipertimbangkan.
“Tadi ada saran dari teman-teman anggota DPRD agar disiasati melalui bantuan keuangan provinsi. Nantinya, kabupaten yang akan menerima dan mengelola anggaran tersebut untuk perbaikan jembatan. Ini solusi yang saling menguntungkan,” ujar Sun Biki.
Ia menambahkan Estimasi sementara, hanya mengganti papan. Jika satu kubik papan seharga Rp 7 juta, maka empat kubik sekitar Rp 28 juta. Sisanya untuk menaikkan ereksi jembatan.
“Tadi kami bisik-bisik, kalau hanya Rp 100 juta, bisa selesai.” tambahnya.
Selain fokus pada perbaikan struktural, Sun Biki juga menyoroti pentingnya pengaturan lalu lintas, terutama mengingat adanya kebun jagung di seberang jembatan.
“Di seberang jembatan ini ada kebun jagung. Perlu dibuat portal supaya truk pengangkut jagung tidak membawa muatan terlalu berat yang bisa membahayakan struktur jembatan,” tegasnya.
Melihat urgensi perbaikan, Sun Biki berharap usulan ini dapat segera masuk dalam APBD Perubahan tahun 2025.
“Kalau memang hanya Rp 100 juta atau Rp 200 juta, bisa dimasukkan lewat pokir. Kita kasih Rp 100 juta atau Rp 200 juta, selesai,” pungkasnya.
Peninjauan ini dihadiri oleh anggota DPRD Sun Biki, Venny Anwar, Manaf Hamzah, Umar Karim, Usman Rajak, dan Syarifudin Bano, serta perwakilan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Gorontalo, dan Balai Wilayah Sungai (BWS) II Sulawesi Gorontalo.