Kontras.id, (Gorontalo) – Penyelundupan dan penjualan minuman keras (miras) ilegal terus menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian aparat penegak hukum. Namun, di Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, sebuah warung diduga bebas menjual miras meski hanya berjarak sekitar 800 meter dari Kantor Polsek Tilongkabila.
Warung yang dikelola oleh S alias Tara dikenal luas oleh konsumen miras. Produk yang dijual pun beragam, mulai dari miras tradisional seperti cap tikus hingga berbagai merek miras pabrikan. Operasional warung ini berlangsung hampir tanpa henti, mulai siang hingga dini hari, menimbulkan tanda tanya besar tentang pengawasan aparat setempat.
Tim Kontras.id mengantongi bukti bahwa penjualan miras di tempat ini berlangsung bebas. Saat dikonfirmasi, Kapolsek Tilongkabila, IPDA Andi Rustan, mengakui bahwa pemilik warung dikenal keras kepala.
“Nanti akan dirazia lagi,” ucapnya tanpa memberikan penjelasan lebih rinci.
Fakta ini menimbulkan ironi, mengingat banyak tempat serupa di wilayah itu telah menjadi sasaran razia aparat. Namun, razia di warung ini terkesan tidak efektif, dengan hanya minuman tradisional cap tikus yang diamankan.
Mendekati pergantian tahun, konsumsi miras di Bone Bolango diprediksi meningkat signifikan. Situasi ini mendesak perlunya penegakan hukum yang tegas dan berkelanjutan untuk memutus rantai distribusi miras ilegal.
Publik berharap aparat tidak hanya melakukan razia sporadis, tetapi juga mengawal penegakan hukum secara berkesinambungan. Selain itu, peran masyarakat dalam melaporkan pelanggaran menjadi kunci penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan tertib. Langkah konkret aparat dan sinergi dengan pemerintah daerah menjadi harapan besar untuk mengatasi persoalan ini.
