Kontras.id, (Gorontalo) – Aktivis, Misran Male menyentil Satlantas Polres Gorontalo yang dianggap ‘bungkam seribu bahasa’ dalam menyelidiki insiden tragis yang merenggut nyawa Bripka Rahmat Yuliansah Taufik.
Anggota Polres Gorontalo Utara tersebut meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal di proyek jalan milik Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Gorontalo yang belum rampung di Desa Padengo, Kecamatan Limboto Barat, Jumat 1 November 2024.
Misran menialai sikap diam Satlantas sebagai tanda kurangnya keberanian dalam menghadapi kasus yang melibatkan pihak-pihak besar.
“Apakah mereka takut karena ini melibatkan proyek nasional? Atau mungkin sedang sibuk mencari kacamata untuk melihat kebenaran?” ujar Misran kepada Kontras.id, Kamis 28/11/2024.
Misran mempertanyakan mengapa insiden ini Satlantas seperti tenggelam dalam kesunyian, padahal melibatkan anggota polisi yang tewas dalam tugas.
“Biasanya, kalau ada insiden serupa, investigasi langsung diumumkan ke publik. Tapi kali ini, seperti ada selimut tebal yang menutupi kasus ini,” sindir Misran.
Misran menilai bahwa proyek jalan yang belum selesai tersebut jelas mengancam keselamatan masyarakat, termasuk aparat yang melintas di kawasan itu. Namun, alih-alih fokus pada penyebab utama, pihak terkait seolah memilih menutup mata.
“Mungkin, karena korban adalah anggota polisi kasus ini dianggap tidak perlu dihebohkan,” sindirnya lagi.
Satlantas Polres Gorontalo sendiri hingga kini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait langkah penyelidikan atas insiden yang menewaskan Bripka Rahmat.
“Kita butuh transparansi dan keadilan. Kalau yang menjadi korban adalah masyarakat sipil, apakah akan ada perlakuan yang sama? Atau justru lebih cepat diproses?” tanya Misran.
Misran berharap Satlantas segera bangun dari “tidur panjangnya” dan memberikan penjelasan kepada publik. Ia menegaskan, keselamatan di proyek-proyek publik tidak boleh dianggap remeh.
“Setiap nyawa itu penting, tidak peduli apakah itu rakyat kecil atau anggota polisi. Kalau terus begini, mungkin kita perlu mempertanyakan fungsi dari slogan ‘melayani dan melindungi’,” ujar Misran.
Kasus ini, menurut Misran, adalah cerminan dari lemahnya koordinasi dan pengawasan dalam proyek infrastruktur di Gorontalo. Ia pun berharap tragedi ini menjadi pelajaran agar insiden serupa tidak lagi terjadi.
“Tapi tentu saja, pelajaran hanya bisa diambil jika ada keberanian untuk bertindak,” tandas Misran.