Kontras.id, (Gorontalo) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Tangisan Penderitaan Rakyat (Tapera) Kabupaten Gorontalo menggelar aksi damai di depan Kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II Gorontalo, Senin 21/10/2024.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas keterlambatan penyelesaian proyek revitalisasi Danau Limboto yang dianggap tidak berjalan sesuai dengan harapan.
Dalam orasinya, mahasiswa menyoroti lambatnya progres proyek revitalisasi tersebut. Mereka mempertanyakan komitmen BWS dalam menyelesaikan pekerjaan yang dianggap tidak mengalami kemajuan berarti. Menurut mereka, proyek yang seharusnya memberikan solusi bagi masyarakat pesisir justru terlihat mandek.
“Sementara masyarakat yang tinggal di sekitar Danau Limboto terus menerima dampak negatif dari proyek yang tak kunjung selesai,” ujar salah satu orator aksi, Erlin Adam.
Erlin menekankan bahwa proyek ini penting untuk mengatasi masalah banjir yang kerap melanda kawasan pesisir danau.
Erlin menegaskan bahwa jika proyek revitalisasi tidak segera diselesaikan, potensi banjir di wilayah pesisir Danau Limboto akan semakin besar. Ia khawatir bahwa masalah ini akan terus berulang dan menimbulkan penderitaan yang lebih besar bagi masyarakat setempat.
“Kami merasa pihak BWS tidak serius menanggapi kondisi masyarakat yang terdampak. Mereka hanya duduk nyaman di kantor tanpa mempercepat penyelesaian proyek ini,” tegas Erlin.
Mahasiswa juga meminta Kepala BWS Sulawesi II Gorontalo untuk turun langsung ke lapangan dan merasakan kondisi masyarakat yang terkena dampak banjir akibat proyek yang terbengkalai. Menurut mereka, BWS tidak boleh berdiam diri dan harus segera memberikan solusi nyata.
“Kami mendesak agar Kepala BWS memberikan klarifikasi terkait masalah operasional pintu air di Danau Limboto yang sampai saat ini belum ada kejelasan,” lanjut Erlin.
Erlin mengatakan bahwa proyek revitalisasi Danau Limboto sudah lama menjadi isu penting bagi masyarakat sekitar, terutama dalam upaya mengurangi banjir dan menjaga ekosistem danau. Namun, proyek yang seharusnya memberikan solusi justru menjadi beban baru karena keterlambatan yang berlarut-larut.
“Kami mendesak BWS untuk segera menyelesaikan proyek ini. Kami akan terus mengawal proses revitalisasi hingga selesai demi kesejahteraan masyarakat pesisir dan lingkungan Danau Limboto,” tandabe Erli.
Hingga berita terbit, Kontras.id masih berupaya meminta tanggapan dari pihak BWS terkait tuntutan mahasiswa.