Kontras.id, (Aceh) – Pengganggaran pelaksanaan kegiatan bimbingan teknik (Bimtek) tahun 2022 untuk 38 desa di Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara diduga tidak melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes).
Menurut salah satu Anggota Badan Permusyaratan Desa (BPD) di Kecamatan Syamtalira Bayu yang tidak ingin namanya disebutkan mengungkapkan, kesepakatan penganggaran pelaksanaan Bintek diduga hanya disepakati melalui forum kepala desa dan Camat Syamtalira Bayu.
“Saat Musrenbangdes keputusannya tidak menyetujui Bimtek bahkan tidak disinggung dikarenakan pelaksanaannya tidak jelas, tapi di APBDes (Anggaran Pendapatan dan belanja Desa). Saat penyusunan APBDes operator desa diduga dikumpulkan dan dikoordinir oleh oknum forum kepala desa dan Camat agar memasukkan penganggaran Bimtek pada 3 kegiatan,” ungkapnya kepada awak media ini, Selasa (28/06/2022) kemarin.
Ia menjelaskan, setiap desa diwajibkan memasukkan 3 kali Bimtek. Diantaranya pelatihan penanganan Covid-19 sebesar Rp. 12 juta untuk 3 orang yang akan dilaksanakan di Takengon Aceh Tengah. Kedua Bimtek ketahanan pangan sebesar Rp 17 juta, dan Rp 40 juta pelatihan bagi Kades. Sehingga total anggaran Bintek per desa sebesar Rp 69 juta dikalikan 38 desa se-Kecamatan Syamtalira Bayu. Nantinya dana sebesar Rp. 2.622.000.000 tersebut dikelola langsung oleh Forum Kades.
“Kami terpaksa mengikuti kemauan forum kades dan camat. Karena apabila kami tidak menandatangani APBDes, maka dikhawatirkan dana desa bahkan BLT (Bantuan Langsung Tunai) tidak cair dan tentunya berdampak pada masyarakat,” ucapnya.
“Jika belajar dari Bimtek tahun-tahun kemarin, selain tidak bermanfaat juga sangat merugikan masyarakat. Bahkan, pihak pengelola dana Bimtek ini tidak jelas, sebab tanpa ada SK sebagai forum. Masih banyak kegiatan yang dibutuhkan masyarakat ditengah kondisi sekarang ini, namun malah ditunggangi oknum yang tidak bertanggungjawab,”paparnya.
Ia menyampaikan, masyarakat Kecamatan Syamtalira Bayu berharap agar Bimtek itu dihentikan dan dilakukan penyelidikan oleh aparat penegak hukum sebab sangat meresahkan dan merugikan masyarakat.
“Tahun sebelumnya bimtek keluar daerah dengan nilai Rp. 50 juta per desa juga tidak jelas pelaksanaannya. Pasalnya LPJ (Laporan pertanggungjawaban) sampai hari ini tidak ada, bahkan kwintansi penyerahan dana bimtek yang disetor ke Forum Kades juga tidak ada,” katanya.
“Begitu besar nilai dana desa yang terbuang sia-sia dan diduga jadi lahan korupsi oleh pihak lainnya. Kami berharap kepada aparat yang berwenang agar menyelidiki hal ini, karena sudah sangat meresahkan masyarakat Kecamatan Syamtalira Bayu,” harapnya.
Pewarta Kontras.id telah berusaha menghubungi beberapa Kades di Kecamatan Syamtalira Bayu, namun hanya dua Kades yang mau merespon.
Kades Beunot, Rifanhan mengatakan, untuk pelaksanaan Bintek tahun ini pihaknya tidak ikut karena keterbatasan anggaran.
“Tahun ini desa kami tidak mengikuti bimtek, karena terkendala biaya. Tau sendiri seperti apa pembagian BLT desa kami. Namun untuk pelatihan covid ke Takengon itu semua urusan operator (desa) dan forum (kades), masalah ada kegiatan atau tidak itu urusan mereka. Kalau masalah BPD, mereka mungkin cuma mengikuti arus dan bukan desa kami saja,” ucap Rifarhan, Jumat 01/07/2022.
Hal yang sama juga disebutkan oleh Kepala Desa Dayah Baro, Tgk Iskandar. Dirinya mengatakan, penganggaran pelaksanaan Bintek seperti itu sudah menjadi hal yang biasa terjadi.
“Kalo soal itu sebenarnya sudah jadi rahasia umum, namun saya cuma ikut saja. Kalaupun kita bantah, kades-kades lain mungkin ada yang setuju dengan usulan itu. Jadi, ya harus setuju juga,” imbuh Iskandar.
Terpisah, Camat Syamtalira Bayu, Fatwa Maulana saat konfirmasi via WhatsApp enggan menjawab. Padahal terlihat tanda centang biru sebagai penanda WA itu telah dibuka dan baca.
Sementara Khairul Mahdi, Ketua Forum Kades juga engga memberikan berkomentar. Tak hanya itu, nomor telepon awak media ini malah diblokir oleh yang bersangkutan.
“Saya tidak ada tanggapan sama orang yang kasi info pertama anda minta tanggapan biar puas hati mereka semua, yang penting berita harus bagus biar heboh satu dunia,” tandas Khairul.
Penulis : Ahmad Mirzda