Example floating
Example floating
Daerah

Warga Kecamatan Blang Mangat Tuding Timbunan Proyek Perumahan Bawa Bencana Baginya

×

Warga Kecamatan Blang Mangat Tuding Timbunan Proyek Perumahan Bawa Bencana Baginya

Sebarkan artikel ini
Aceh
Foto : Kondisi rumah M. Thaib saat banjir melanda,(Foto : Ahmad Mirzda/Kontras.id).

Kontras.id, (Aceh) – Muhammad thaib (65) warga Desa Blang Weu baroh, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe terlihat bergetar dan tak mampu lagi menahan kesedihannya, Rabu 01/06/2022.

Hal itu bukan tanpa sebab, melainkan karena kondisi rumahnya yang selalu terancam banjir hingga membuat keluarganya was-was saat datangnya hujan. Karena tanah timbunan yang akan dibangun perumahan, sewaktu-waktu akan menimpa rumah mereka.

Tak main-main, tinggi timbunan tersebut hampir menyamai tinggi rumahnya. Sehingga rumah Thaib terlihat lebih rendah dan mencolok kedalam. Saat debit air hujan naik,  tidak dapat mengalir dengan lancar dan mengepung rumahnya.

“Saya sangat sedih melihat keadaan rumah saya sekarang. Kami satu keluarga tidak pernah bisa tenang ketika hujan datang, semenjak sudah ada timbunan tanah yang mau dibangun perumahan itu”,ungkap Thaib.

Thaib mengatakan, saat banjir ia dan keluarganya terpaksa mengungsi ke pemakaman umum tepat depan rumahnya. Karena harta bendanya tak mampu diselamatkan bila banjir datang, dia berinisiatif membuat balai di dalam rumahnya. Agar saat banjir tiba, ia dan keluarganya tidak mengungsi ke balai yang ada di pemakaman.

“Pernah saat itu jam 3 malam, tiba-tiba air naik hampir Sepinggang, terpaksa kami ngungsi ke balai yang ada di pemakaman dan menyelamatkan Barang barang kami yang terendam namun tidak mungkin kami bertahan disitu jadi saya buat panteu (balai kecil) di dalam rumah agar bisa bertahan”, ungkapnya.

Hal itu juga diakui oleh Marzuki (43) kerabat Muhammad Thaib. Ia mengaku hal ini sudah di laporkan ke kepala desa namun belum ada solusi hingga saat ini. Kata dia, Kades hanya mengatakan bahwa ditimbun tanah tersebut merupakan hak dari pemilik tanah sebelumnya.

“Sudah kami lapor Kades, namun tidak ada jawaban. Setau saya saat banjir pun ada, dibawa nasi bungkus entah inisiatif dari yang punya proyek. Tapi setelah itu tidak ada tanggapan apapun hingga sekarang, yang ada dibilang kalo ditimbunnya tanah itu kan hak pemilik tanah,” ucap Marzuki.

Karena kejadian itu, Marzuki dan Muhamad Thaib berharap Kades serta pihak yang berwajib menemukan solusi atas apa yang menimpa mereka. Merek juga menuntut agar pemilik tanah timbunan mau mengganti kerugian yang dialami.

Sementara itu, Bachtiar Kepala Desa Blang Weu Baroh saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan, bahwa permasalahan itu sudah berlangsung lama. Namun ia berjanji akan melakukan rapat dan memanggil pemilik proyek dan warganya itu untuk melakukan musyawarah.

“Kejadian ini sudah berlangsung lama, namun hingga saat ini belum bisa disimpulkan apa yang harus dilakukan kedepannya. Mengingat kedua belah pihak belum bertemu secara resmi untuk musyawarah, Tapi dalam minggu ini saya akan memanggil yang punya timbunan dan pak Thaib untuk rapat dan musyawarah,” kata Bachtiar.

“Tapi pas kejadian, dari Kecamatan Blang Mangat sudah meninjau lokasi, bahkan dari BNPB juga hadir. Tapi ya begitulah, belum ada solusi hingga saat ini,” sambung Bachtiar.

Sementara Camat Blang Mangat, Ridha Fahmi mengaku sudah meninjau langsung dan menurunkan alat berat untuk melakukan pengerukan parit di sekitar timbunan tersebut.

“Sudah saya tinjau lokasinya dan sudah kami turunkan alat berat untuk melakukan pengerukan parit sekitar timbunan. Namun bila saluran belum dibenahi ya, pastinya banjir akan tetap terjadi,” tutur Ridha, Kamis 02/06/2022.

Ridha menyampaikan, sudah memberikan bantuan masa panik saat kejadian banjir. Ia juga mempertanyakan izin pembangunan perumahan kepada pemilik timbunan.

“sudah saya tanyakan tentang izin pembangunan pada pemilik proyek dan KP2T, namun belum ada mengingat tanah tersebut masi bentuknya lahan. Mungkin saat akan dibangunnya perumahan baru diurus,” imbuh Ridha.

Dihari yang sama, awak media ini juga mengkonfirmasi pemilik timbunan, Syahrol. Dia mengaku sudah pernah dipanggil pihak kecamatan. Ia juga sudah mencoba membantu memperbaiki timbunan didepan rumah Muhammad Thaib. Bahkan ia berinisiatif membantu saat banjir menimpa rumah Thaib.

“Thaib pernah meminta pembangunan saluran di areal timbunan, namun harus dengan sistem bagi. Contoh tanah saya 75 cm, tanah orang lain 75 Cm. Karena disitu dasarnya tidak ada saluran air. Itu timbunannya belum selesai,” jelas  Syahrol

“Secara garis besar saya jelaskan, kalau saya sudah mencoba bantu dengan menimbun bagian depan rumah beliau. Tapi kalo untuk kita timbun semua, kita bangun rumah-rumahnya yang baru. Banyak pertimbangan, tapi setidaknya kami sudah berusaha membantu,” tutup Syahrol.

Penulis : Ahmad Mirzda
Share:  
Example 120x600