Example floating
Example floating
Daerah

Dituding Selundupkan Pupuk Bersubsidi, Ini Penjelasan Hendrik Bukungo

×

Dituding Selundupkan Pupuk Bersubsidi, Ini Penjelasan Hendrik Bukungo

Sebarkan artikel ini
Hendrik Bukungo
Foto : Hendrik Bukungo, warga Desa Molantadu Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorut bersama pupuk bersubsidi yang diduga diseludupkan,(foto Istimewa).

Kontras.id, (Gorontalo) – Hendrik Bukungo warga Desa Molantadu Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) yang dituding seludupkan pupuk bersubsidi oleh tetangganya Tomi Tintia (30), akhirnya buka suara.

Hendrik membantah, dirinya menyeludupkan pupuk tersebut. Ia mengaku, pupuk yang dibagikan kepada para petani milik seseorang yang dia tidak kenal sama sekali.

“Penyeludupan itu tidak benar pak. Saya hanya ditawarkan oleh orang yang saya tidak kenal, banyaknya pupuk itu 10 ton,” ucap Hendrik via telepon, Rabu 17/11/2021.

Baca Juga : Petani di Gorontalo Ungkap Dugaan Penyeludupan Pupuk Bersubsidi

Hendrik menjelaskan, pada malam Kamis Kamis (11/11/2021) dirinya mengangkut kosen kayu yang rencananya akan diantar Kota Gorontalo. Disaat memuat, tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti di samping mobilnya dan menawarkan pupuk dengan harga Rp190/karung.

“Saya ditanya apakah tidak perlu pupuk, saya jawab bahwa saya perlu karena baru saja menanam jagung. Katanya harganya Rp190.000, tapi sebanyak 1 oto (mobil). Saya katakan kalau banyak begitu saya tidak mampu bayar, tapi saya coba tanya ke petani di Molantadu. Saat saya tanya, ternyata mereka merespon baik karena sangat butuh,” jelas Hendrik

Hendrik mengatakan, uang para petani yang berminat dikumpul dan diserahkannya kepada pemilik pupuk. Hendrik menegaskan, ia hanya seorang sopir truk dan bukan tengkulak maupun pandangan pupuk.

 “Artinya saya hanya membantu petani untuk beli pupuk. Yang bongkar dan turunkan pupuk itu adalah para petani. Saat itu pukul 08:00 malam, setelah bada Isya. Yang kami ambil waktu itu sebanyak 10 ton, setiap petani mendapatkan dua hingga tiga karung pupuk,” tutur Hendrik.

Terkait harga jual Rp200.000 sampai Rp250.000 seperti yang disampaikan Tomi beberapa waktu lalu, kata Hendrik itu tidak benar.

“Intinya saya hanya membantu kebutuhan para petani. Sejujurnya kami petani sangat membutuhkan pupuk,” tandas Hendrik.

Penulis : M. Agus Lamatenggo
Editor : Rollink Djafar
Share :  
Example 120x600