Kontras.id, (Gorontalo) – Ketua Pemilu Tutorial Sulawesi Partai Nasdem, Rahmat Gobel menilai, poret kemiskinan di Provinsi Gorontalo seperti dipelihara. Pasalnya kata Rahmat, jika dilansir dari data BPS saat ini Gorontalo tetap bertengger diposisi lima provinsi termiskin di Indonesia.
“Kita ini dari berapa tahun sejak provinsi terbentuk, kemiskinan nomor 5 terus. Seperti terlihat kemiskinan ini dipelihara,” ucap Rahamat kepada awak media di Ballroom Maqna Hotel, Kota Gorontalo, Rabu 31/03/2021.
Padahal kata Rahmat, Gorontalo memiliki sektor pertanian, perkebunan dan kelautan sebagai kekuatan untuk keluar dari kemiskninan. Kalau ketiga sektor tersebut dikelola dengan baik, maka kemiskinan daerah ini bisa diatasi.
“Pondasi ekonomi Gorontalo itu pertanian, perkebunan dan kelauatan. Jika hal ini kita beresin, maka kemiskinan di Gorontalo selesai. Bukan ngurusin proyek-proyek yang akhirnya menciptakan korupsi dimana-mana,” tegas RG, sapaan akrab Rahmat Gobel.
RG berharap, para kader Partai Nasdem Gorontalo mampu merubah potret kemiskinan yang sejak lama melekat di daerah ini.
“Caranya kita dorong pertanian, naikan kualitas dan produktifitasnya. Ketika masa panen kita olah dan buat nilai tambah dari pada hasil panen itu sendiri, baik itu jagung maupun padi,” tandas pria yang juga selaku Ketua DPR RI.
Penulis : Thoger
Editor : Anas Bau
Sebenarnya pak, keliru klu bpk memandang kemiskinan di gtlo sperti dipelihara,gak ada yg demikian, byk faktor yg melatar belakangi seseorg atau satu keluarga masuk kategori miskin,membaca peta kemiskinan di gtlo,sgtlah tdk sulit,mengentaskannya yg bukan perkara gampang,Krn apa ! Ini dilatari oleh berbagai mcm faktor.: 1. malas kerja,apalgi cari. Kerjaan. 2. Gengsi/gaya hidup.3.kultur. 4.tdk siap & tdk mau menerima hal hal baru ( eksklusifisme) 5. SDM + SDA. 6. Kebijakan pemerintah lbh byk beraksi di hilir dgn bansos kiri kanan,ketimbang mngurai akar permasalahan dari hulu. 7. Projek2 yg didanai APBD Prov maupun kab. Lbh byk di nikmati oleh org2 yg itu itu juga. Tks.
Trend kemiskinan di Gorontalo yang terus bertengger pada posisi yg sama dari tahun ketahuan, sementara alokasi anggaran perimbangan daerah setiap tahun terus Ada Dan bahkan naik persentase dari sudut pandang kuantitatif, maka bisa menghadirkan banyak persepsi, termasuk persepsi “KEMISKINAN DIPELIHARA” Kata ini akan lahir dari berbagai kalangan, sebab faktanya seperti itu,,,,,Padahal makna Kata itu adalah Pemerintah tejebak pada kegiatan rutinitas Dan tidak Memiliki Inovasi sebagai daya ungkit untuk bangkit keluar dari stigma itu, kecenderungan Pemangku kepentingan hanya focus pembangunan fisik dlm tanda kutif besar anggaran disitu, Dan konsen pada program bantuan sosial dalam tanda kutif besar investasi politiknya disitu, Dan lupa berpikir out of the box, menjadikan daerah ini stagnant, Padahal bagitu besar Dan tersedianya Sumber daya Alam Dan Sumber daya manusia Di jajirah ini yg bisa dikelolah dengan baik untuk menjadikan daerah ini Istimewa dimata daerah lain,,, wajarlah kalo tokoh sekelas Dr. Hi. Rachmat Gobel memberikan komentar klimaks seperti itu, karna faktanya Gorontalo yg lahir bersamaan dengan Riau, tertinggal jauh dari daerah itu…butuh kejujuran bahwa kita sesungguhnya tidak punya kemampuan Mumpuni utk membangun daerah Dan harus buang handuk, mungkin kita hanya mahir dalam taktik politik praktis Dan tdk Memiliki leadership yg Mumpuni untuk melakukan terobosan significant dalam menajukan daerah, oleh karenanya itu kita tinggal tunggu kejujurannya saja….. Ingat Gorontalo dari sejak dimekarkan s/d saat ini masih dalam deftar daerah termiskin, harapan Hari ini adalah lahirnya sang Fajar dari Timur Dr. Hi. Rachmat Gobel, yang membawa angina segar untuk bangkit Bersama Gtlo maju.,,,,,,Amim
Setuju da a wau uty
Tambah dua faktor lagi, orang kita lebih senang menjadi pembicara yang baik ketimbang menjadi pekerja yang baik. Berikutnya orang kita lebih senang mengurusi politik ketimbang mengurusi ekonomi, jadi miskin terus ……
Kakak RG telah mengundang para pakar dan para pengambil kebijakan dari kementerian pertanian ke gtlo dan mengundang pemerintah propinsi dalam hal ini dinas terkait utk duduk bersama mencari solusi.. akan tetapi sang kadis tidak hadir , sehingga kesannya ini kita tidak serius dalam mengentaskan salah satu program kemiskinan di gtlo khususnya dlm rangka kesejahteraan petani.. ini lah yang menjadi penilaian seolah2 kemiskinan kita maunya dipelihara , oleh petinggi2 eksekutip yang memiliki kebijkaan atau kekuasaan.
Setuju da a wau uty
Setuju da a wau uty
Tambah dua faktor lagi, orang kita lebih senang menjadi pembicara yang baik ketimbang menjadi pekerja yang baik. Berikutnya orang kita lebih senang mengurusi politik ketimbang mengurusi ekonomi, jadi miskin terus ……
Korupsi juga faktor yang memelihara kemiskinan di Gorontalo