Kontras.id, (Gorontalo) – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo, Irwan Dai menuding, walkout-nya Fraksi Golkar, Nasdem, PKS-Gerindra bersama salah Anggota Fraksi Demokrat-Hanura dari sidang paripurna DPRD pembicaraan tingkat 1 pembahasan Ranperda tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2022 dipicu oleh sikap arogan Ketua DPRD, Syam T. Ase.
“Jadi walkout tadi, dipicu oleh arogansinya Ketua DPRD (Syam T. Ase _red). (Padahal _red) teman-teman itu hanya mempersoalkan mekanisme tata tertib (Tatib) DPRD,” tegas Irwan usai dirinya bersama tiga fraksi lainnya melakukan walkout dari sidang paripurna, Senin 26/09/2022.
“Pelaksanaan paripurna dijadwalkan siang hari, oleh Ketua DPRD jadwalnya ini dirubah (malam hari _red) hanya melalui telepon dan WhatsApp, tidak melalui rapat Banmus (Badan Musyawarah) seperti yang tertuang dalam Tatib DPRD,” sambung Irwan.
Irwan menegaskan, disaat paripurna berlangsung pihaknya hanya meminta agar Ketua DPRD menskorsing dan menggelar rapat Badan Musyawarah (Banmus) kembali untuk memutuskan apakah paripurna tersebut dilanjutkan atau tidak. Namun permintaan tersebut ditolak dan rapat paripurna tetap dilanjutkan.
“Kerena arogansinya ketua, timbullah ini (walkout _red),” tegas Irwan.
Irwan mengaku, pihaknya menyetujui penggeseran waktu pelaksanaan paripurna yang disampaikan oleh Ketua DPRD melalui telepon dan aplikasi WhatsApp. Namun kata Irwan, setelah perubahan disepakati seharusnya Syam T. Ase menggelar rapat Banmus kembali bukan melaksanakan rapat paripurna.
“Kami setuju di whatsApp ada penundaan. Seharusnya setelah kami setuju, ketua DPRD gelar Banmus,” tegas Irwan.
Irwan menegaskan, pihaknya bermaksud ingin merubah kebiasaan DPRD Kabupaten Gorontalo yang sering melakukan perubahan waktu pelaksanaan rapat dan hanya disampaikan lewat telepon maupun aplikasi whatsApp tanpa menggelar rapat Banmus kembali.
“Apakah kita biarkan kebiasaan buruk ini? Kalau kita biarkan, berarti paripurna ABPD yang sering kita laksanakan itu ilegal atau cacat hukum. Kami ingin meluruskan, agar ini tidak menjadi budaya buruk,” tandas Irwan.
Terpisah, Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo, Syam T. Ase mempertanyakan kapan dia bersikap arogan kepada mereka yang walkout. Pasalnya menurut Syam, dirinya memberikan ruang setiap anggota untuk berbicara disaat rapat paripurna berlangsung.
“Dikatakan arogan, dimana arogansinya saya? Kecuali pada saat saya memimpin rapat saya tidak memberi mereka kesempatan untuk bicara. Buktinya tadi semua saya berikan kesempatan. Intinya, kejadian pada pembahasan tadi adalah dinamika yang sering terjadi di lembaga DPRD,” ucap Syam.
“Tapi alhamdulilah walaupun terjadi perdebatan-perdebatan, rapat paripurna tetep berjalan. Karena kita menganut mekanisme suara mayoritas terbanyak,” tandas Syam.
Penulis Thoger