Example floating
Example floating
DaerahLegislator

Sentil PKS Tidak Taat Aturan, Eman Mangopa : Suwandi Musa Harus Tahu Diri

×

Sentil PKS Tidak Taat Aturan, Eman Mangopa : Suwandi Musa Harus Tahu Diri

Sebarkan artikel ini
Eman Mangopa
Foto : Ketua Fraksi PKS DPRD Kabgor, Eman Mangopa,(foto dok. Thoger/kontras.id).

Kontras.id, (Gorontalo) – Sentilan eks Ketua Fraksi Hanura-Gerindra (HanGer) DPRD Kabupaten Gorontalo, Suwandi Musa ke Paratai PKS yang dinilainya tidak taat aturan karena menerima Anton Ahmat Partai Gerindra sebagai anggota fraksi mendapat tanggapan Ketua Fraksi PKS Eman Mangopa.

Eaman meminta Suwandi untuk tahu diri, terkait yang telah dilakukan Partai Hanura diawal pembentukan Fraksi HanGer .

“Yang tidak taat aturan itu siapa sebenarnya? Suwandi Musa itulah yang menampar mukanya sendiri kalau dia tahu diri dan sadar diri, terhadap apa yang sudah dilakukan partainya pada awal pembentukan fraksi HanGer,” tegas Eman, Selasa 09/11/2021.

Eman mengungkapkan, pada awal periode pembentukan fraksi di DPRD Partai Hanura yang hanya memiliki dua kursi memilih bergabung bersama Fraksi Nasdem lima kursi. Sementara Gerindra satu kursi berlabuh ke Golkar enam kursi. Saat berjalannya waktu, kedua partai tersebut keluar dari Fraksi Nasdem dan Golkar lalu membentuk Fraksi HanGer.

“Diawal pembentukan frkasi tadinya dia bergabung dengan Nasdem dan Gerindra dengan Golkar, dia sendiri yang melakukan pembubaran itu. Maka apa yang dilakukan PKS adalah mengikuti apa yang dia lakukan sebelumnya,” ungkap Eman.

Baca Juga : Gerindra Gabung Fraksi PKS, Suwandi Musa Sindir PKS Tidak Taat Aturan

Eman menjelaskan, apa yang dilakukan PKS semata-mata hanya ingin menyelamatkan dan mencoba mengamankan Partai Hanura dan Gerindra disuasana yang semakin tidak menentu.

“Kemudian PKS dituduh tidak paham aturan, aturan yang mana? Kalau memang dia merasa paham aturan, maka kita hanya mengikuti aturan itu. Bahwa fraksi gabungan yang sudah dibentuk tidak bisa bubar lagi, sementara dia sudah melakukan itu diawal periode,” jelas Eman.

Eman mengatakan, seharunya Suwandi malu ketika Ketua DPRD mencoba memediasi persoalan mereka tapi mendapat penolakan Gerindra dan memilih menarik diri dari Fraksi HanGer.

“Semestinya dia malu, kenapa Gerindra yang bersatu dengan dia disatu fraksi kemudian ingin keluar. Dia harus sadar dan intropeksi diri bahwa ada hal-hal yang tidak baik terjadi di sana, dan yang melakukan itu dia bukan siapa-siapa,” kata Eman.

“Sehingga kalau dia menyampaikan bahwa PKS tidak paham PP (Peraturan Pemerintah) nomor 12 maupun tata tertib (Tatib) DPRD, secara tekstual menggambarkan seperti itu. Tetapi ada makna yang terselubung atau ruang kosong yang harus diisi, dan itu yang tidak dia pahami. Jika seseorang sudah buntu dan kacau pemikirannya karena kondisi hari ini, maka hal seperti itu yang akan terjadi,” sambung Eman.

Eman mengaku, menyayangkan sikap Suwandi yang seolah-olah menyudutkan Partai PKS karena menerima Gerindra yang notaben sudah menarik diri dari Fraksi HanGer.

“Memang salah kita apa? Gerindra itu menarik diri, bukan pindah. Dia menarik diri dulu, sehingga ada ruang kosong disitu kemudian ia ingin bergabung. Jadi saat Gerindra menarik diri, beberapa hari kemudian saudara Anton itu tidak ada fraksi. Lalu dia mencari temapat untuk dia bernaug,” kata Eman.

Menurut Eman, semestinya Suwandi bersyukur PKS telah mengakomodir Gerindra sehingga tinggal Hanura yang mencari fraksi lain sebagai tempat mereka berlabuh.

“Seharusnya dia segera melakukan komunikasi dan bergabung dengan fraksi lain. Kalau kita melihat suasana paripurna kemarin, sepertinya fraksi lainnya sulit menerima dia di fraksi mereka, justru PKS welcome bila dia ingin bergabung,” tandas Eman.

Penulis : Thoger
Editor : Anas Bau
Share :  
Example 120x600