Kontras.id, (Bolmut) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) menegaskan komitmennya untuk menjadikan Jalur Rempah Binadow sebagai simpul penting kebangkitan kebudayaan daerah dan penggerak ekonomi kreatif.
Komitmen itu ditegaskan melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Jalur Rempah Binadow dan Relevansinya untuk Memajukan Kebudayaan Daerah” yang digelar di RM Coconut Beach, kawasan Pantai Batu Pinagut, Senin 20/10/2025.
Dalam sambutan Bupati Bolmut yang disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan, dan SDM, Dr. Moh. Hidayat Panigoro, S.Sos., M.Si, pemerintah daerah menilai pentingnya menghidupkan kembali jejak sejarah Jalur Rempah Binadow sebagai warisan peradaban yang bernilai strategis.
“Melalui FGD ini, saya berharap dapat lahir berbagai gagasan dan strategi yang konkret. Bukan hanya untuk mengenang masa lalu, tetapi juga menyiapkan masa depan Bolmut yang berakar pada kearifan lokal,” ujar Hidayat.
Lebih lanjut, Hidayat menyampaikan empat langkah strategis yang diharapkan menjadi arah kebijakan ke depan. Pertama, mengidentifikasi dan mendokumentasikan narasi Jalur Rempah Binadow dan wilayah sekitarnya, baik melalui sumber sejarah tertulis, tradisi lisan, maupun jejak arkeologis.
Kedua, merancang peta budaya daerah yang mengintegrasikan aspek sejarah, budaya, dan geografi dalam kerangka pengembangan wilayah. Ketiga, membangun sinergi antara pemerintah, akademisi, komunitas adat, dan masyarakat dalam menjadikan Jalur Rempah sebagai pengungkit ekonomi kreatif serta pariwisata berbasis budaya.
Keempat, menjadikan Bolmut sebagai kawasan budaya strategis yang tidak hanya berbicara tentang masa lalu, tetapi juga memberi arah bagi pembangunan masa depan.
“Ketika sejarah, budaya, dan ekonomi bisa bertemu di satu titik, di situlah lahir peradaban yang berkelanjutan,” tambahnya.
Kegiatan FGD ini menghadirkan berbagai pihak yang memiliki perhatian besar terhadap sejarah dan kebudayaan daerah. Hadir di antaranya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bolmut, Presidium Pemekaran Binadow, tokoh masyarakat, para narasumber akademik, serta peserta dari kalangan komunitas budaya dan pemerhati sejarah.
Diskusi yang berlangsung hangat itu menyoroti bagaimana Jalur Rempah Binadow yang secara historis pernah menjadi jalur perdagangan penting di kawasan utara Sulawesi dapat dihidupkan kembali melalui pendekatan kebudayaan, edukasi, dan ekonomi kreatif.
Menurut para peserta, kebangkitan Jalur Rempah bukan semata nostalgia sejarah, melainkan bentuk keberanian daerah dalam menggali identitasnya. Pemerintah daerah diharapkan menjadi penggerak utama dalam menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa kebudayaan bukan sekadar warisan, tetapi fondasi pembangunan berkelanjutan.
“Jalur Rempah Binadow punya potensi menjadi magnet wisata sejarah dan budaya. Kalau dikelola dengan baik, ini bisa menjadi simbol kejayaan dan sumber ekonomi baru bagi masyarakat,” kata salah satu narasumber dalam forum tersebut.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa Pemkab Bolmut serius mengangkat kembali potensi kebudayaan lokal untuk menjawab tantangan pembangunan modern.
Dari laut hingga pegunungan, dari sejarah hingga inovasi, Jalur Rempah Binadow kini menjadi panggilan bagi seluruh elemen masyarakat untuk meneguhkan jati diri daerah.
Dengan semangat kolaborasi, Bolmut menatap masa depan bukan dengan melupakan sejarah, tetapi dengan menjadikannya pijakan menuju kemajuan yang berakar pada kearifan lokal.